Tuesday, 14 February 2012

Dua Pelari

Suatu hari ada dua orang yang berlari. Salah satu dari mereka menarik yang lainnya, karena yang satu lebih cepat kakinya. Si lambat lalu mengikutinya dari belakang. Mengamati setiap gerak dari si cepat. Begitu indah. Mengingatkan akan dirinya dulu, saat bisa berlari cepat. Langkah panjang dan berani. Ayunan tangan yang menantang semua rintangan. Bentuk tubuh yang sempurna dan otot yang bergerak. Sesekali si cepat melihat ke belakang untuk sekedar ingin tahu sampai dimana si lambat berlari. Kadang dia melambat untuk mengimbangi. Tapi kadang juga lupa jika ada orang yang berusaha mengikuti. Si lambat begitu kagum dengan si cepat karena kekuatannya. Tubuhnya penuh luka sayat dan memar, tapi dia tetap berlari kencang. Kadang mereka bergandengan tangan untuk menyamai kecepatan. Tapi si cepat begitu cepat, dan si lambat harus terus berlari sekuat tenaga. Suaranya tidak bisa membuat si cepat menoleh, karena si lambat begitu lelah. Kadang si lambat menerka-nerka - hendak kemana si cepat akan berlari? Akankah dia berhenti? Si cepat pernah mengatakan bahwa dia akan menunggu si lambat. Tapi lama kelamaan si cepat mulai tak terlihat. Hanya jejak-jejak dan aroma khas yang membuat si lambat tahu dimana keberadaan si cepat. Si lambat kebingungan dan ketakutan. Si lambat ingin si cepat kembali merapat. Tapi si cepat sudah menghilang. Si lambat tersesat. Si cepat melesat. Si lambat berhenti dan berpikir memang sebaiknya pelari cepat berlari bersama pelari cepat. Si lambat akan beristirahat sejenak di bawah jembatan di pinggir sungai