Saturday 25 December 2010

Tempat Apa Ini?

Tempat ini potensi prostitusi

Ramai dengan wanita dewasa,
Dan laki-laki penuh tipu daya

Aku berjalan melewati mereka

Di tanah keras penuh puntung rokok dihiasi bekas lipstik

Kadang aku ingin berlari,
Tapi tak jarang ingin juga ditemani

Di tempat potensi prostitusi

Tak ada cinta yang bersemi

Hanya nafsu birahi

Tapi aku melihat cahaya dari sepasang mata

Namanya Maria

Terjebak tak berdaya

. . .

Wednesday 15 December 2010

Bapakku. . .

Tanah kubur masih belum kering dibajuku

Iring-iringan mengantar kepergian bapakku

Diatas tanah pertiwi

Meninggalkan pangkat dan anak-isteri

Aku tidak menangisi bapakku

Dia gugur sebagai pahlawan

Dalam lindungan seragamnya yang selalu rapih

Tapi ibuku

Dia harus mengasuh kami sendiri

Aku tidak menangis

Karena kata bapak,

"Laki-laki ndak boleh nangis mas"





*untuk sahabat : wahyu indra p

Friday 26 November 2010

Untuk Adik Disana

dibawah kumandang panggilan tuhan

duduk seorang anak yang cantik

bibirnya merah lugu

memisahkan diri dari rombongan tua

duduk bersandar di tembok luar masjid

menunggu tangan dermawan

bersama rombongan

anak-anak yang bermain disekitarnya menjadi semu

fatamorgana tak terhiraukan

matanya menerawang menembus langit

mencoba mencari tuhannya

mengapa ia tidak bisa sekolah seperti anak-anak lain

tidak bisa bermain lari-larian

hanya mengikuti rombongan peminta belas kasih dermawan

matanya mencari tanpa emosi

mencari hiburan hanya dengan dirinya sendiri

persis seperti diriku saat menatapnya

kemudian aku merasa aku adalah orang yang baik

Monday 8 November 2010

Sangkar Malam

Aku hampir tak melihat malam kemarin

dia mengurungku dalam sangkar benderang

Setinggi langit

sehingga terlihat punggung burung-burung

Aku hampir bersamamu sepanjang malam

Bersama kita menikmati dan melawan dingin

Bernyanyi bersama malam dalam sangkar kita

Hingga saat fajar aku memutuskan untuk terjun bebas

Kembali merangkak dijalan yang kasar

Kembali menengadah

Sembari melihat perut burung-burung

Siap menerima hujan

Dibawah menerima apa saja

Monday 1 November 2010

Dibalik Bukit Pemikiran Sempit

Kenapa manusia marah kepadaku?
Kenapa mereka marah
Tak malukah mereka dengan suara biola yang setenang danau
Pernahkah mereka mendengar?
Tak luluhkah mereka dengan nyanyian symphoni
Yang bernyanyi hingga menangis
Yang bergetar kedalam tulang denting pianonya
Atau musik metal yang membakar semua emosi menjadi abu ketenangan
Kemudian terbang ditiup angin



Karena mereka menghakimi dengan marah
Mereka pikir mereka benar dan aku salah
iya kan?
Sungguh egois
Mengapa penilaiannya berbeda-beda?
Karena hidup kita beda
Mata kita melihat sesuatu yang berbeda
Dengan berbeda

Saat aku mulai dimarahi
Dipanggil dengan teriakkan
Dihinakan serendah-rendahnya
Apakah itu menjadikan aku rendah seperti sesuatu yang rendah?
Tidak menurut mataku
Lalu kenapa harus ada?
Biarlah mereka saja
Biarlah puas batinnya
Mereka ternyata mencari kepuasan semata
Dengan memarahiku
Pencari kepuasan yang kotor
Mereka berdalih agar aku berubah seperti mereka
Padahal tak ingin aku berubah seperti mereka
Lalu mereka marah
Misionaris yang kotor
Lalu mereka terus memusuhiku
Siapa yang peduli
Diri sendiri saja tidak
Aku akan bernyanyi

Kenapa ada marah?

Thursday 14 October 2010

Sangkar Malam

Aku hampir tak melihat malam kemarin

dia mengurungku dalam sangkar benderang

Setinggi langit

sehingga terlihat punggung burung-burung

Aku hampir bersamamu sepanjang malam

Bersama kita menikmati dan melawan dingin

Bernyanyi bersama malam dalam sangkar kita

Hingga saat fajar aku memutuskan untuk terjun bebas

Kembali merangkak dijalan yang kasar

Kembali menengadah

Sembari melihat perut burung-burung

Siap menerima hujan

Dibawah menerima apa saja

Friday 1 October 2010

Malam


Malam semakin berbahaya

Bukan jalan yang mengintai

Tapi makhluknya menyetan

Bukan bulannya yang mengikuti

Tapi mata mereka dibalik bayangan penuh nafsu lapar

Ketika lorong jalan menghimpit badan menyesak

Semakin erat saat semakin diujung yang gelap

Dan manusia betina yang menempel di tembok

Menawarkan kepuasan dengan paksaan

Bersama si mucikari bertopi malam

Dan suara anjing melolong di belakang tengkuk yang semakin dingin

Dengarkan suara setan bernyanyi dengan jeritan

Hingga berasap mulut yang penuh dengan kemarahan

Dan mata yang menyala penuh amarah seperti serigala

Tawa makhluk-makhluk malam

Menghantui anak


Wednesday 29 September 2010

Tugas Mengarang Nanda

Hey aku Nanda, umurku 9 tahun. Saat ini bersekolah kelas 4 Sd

Walaupun sekolahku sering bocor saat hujan, tapi aku tetap senang bisa bersekolah disana

karena disana aku menemukan temanku. Dia hebat sekali

Walaupun masih seumuran denganku, dia termasuk anak yang ajaib.

Dia bisa berubah bentuk apa saja

sebut saja maumu

Anjing

Vampir

Penggaris kayu ibu guru

Tempat sampah depan kelas 6a

Monyet

Buku yang sangat tebal

Kaca mata

Jempol kaki yang bau

Asap tebal

Jalan rusak

Jeruji karat

Yahudi

Apa saja,kecuali Super Hero

Tapi dia tidak bisa menjadi batman,atau superman,atau spiderman

dia tidak bisa menjadi Sailor moon, Power ranger, Saint Saiya,Songoku

dia tidak bisa jadi gatot kaca, Gundala, atau Saras 008

dia bisa menghukum bahkan membunuh orang-orang jahat,bahkan sampai ke kejahatan yang sangat kecil

pencuri singkong, maling ayam, maling jemuran, maling sendal

tapi dia tidak bisa menghukum,apalagi membunuh

Jendral bintang tujuh yang menabrak seorang nenek hingga tulang-tulangnya patah

Polisi yang menembak mahasiswa yang menyuarakan aspirasi

Pembunuh bayaran seorang pejuang HAM

Pejabat yang mengambil uang rakyat

Tapi bagaimanapun juga dia temanku.

Ya daripada ndak bisa menghukum siapapun, ya ndak apa-apa lah (logat jawa)

Lagian kan, dia masih 9 tahun..

apa yang bisa diharapkan

Kita masih anak-anak.

Kata ibuku, anak kecil belum tahu mana yang benar dan salah

Thursday 16 September 2010

HAMLET

I was reading Hamlet.
A drama written by shakespeare
It tells a story about prince Hamlet
I suddenly felt asleep at first phase, scene five
And hamlet I'm dreaming
The book straight into my head
The beauty of Shakespeare's words
And I spoke like prince hamlet in my dream
I spoke the beauty of words
Until I choked up
And when I wake
I'm wondering how words can affect a man for so deep

Senyum Samudra

Samudra tak henti-hentinya melantunkan takbir di malam itu. Malam takbiran. Dia duduk bersila di kamarnya. Sambil merokok dia mencubit-cubit kulitnya, meyakinkan bahwa dirinya masih hidup. Melihat detil-detil bulu-bulu halus di tangan. Meresapi takbirnya dengan tafakur diri. "Besok aku akan meminta maaf kepada ibuku. Tapi apakah dia akan berubah?" Samudra merasa meminta maaf, dan memaafkan ibunya adalah percuma. Toh besok ibu Samudra pasti akan menyakiti hatinya lagi. Juga hati ayahanda. Tak usah menuggu sampai tiga hari atau bahkan seminggu.

"Besok aku akan meminta maaf kepada Bunga.Tapi apakah dia mau memaafkanku?" Samudra merasa menghianati cinta suci Bunga. Dia kepergok sedang bercinta dengan Siti saat Bunga membawakan kue ulang tahun untuknya di ulang tahunnya yang ke 24. Bunga tidak melemparkan kue itu ke muka Samudra. Tidak juga membantingnya. Dia menaruhnya di depan pintu kamar, didepan Samudra dan Siti yang sedang telanjang dan kaget bukan kepalang, sehingga tidak bisa bergerak. Bunga tersenyum dan mengucapkan "Selamat ulang tahun sayang." Bunga tak pernah menangis setelah itu. Tidak juga terlihat marah. Apalagi bersama pria lain.
"Sepertinya semua tidak akan berubah hanya karena aku meminta maaf, atau memaafkan."

Jam sudah menunjukkan pukul dua. Tapi matanya belum juga kalah dengan kelelahan yang
dialami Samudra. Gema takbir masih terdengar bersahutan-pelan di langit. Sebatang lagi rokok dihisapnya. Samudra memutuskan untuk berjalan-jalan keluar sebentar. Sepoi angin malam mengibaskan bulu-bulu halus di tangannya. Jutaan sensor membuatnya dapat merasakan dinginnya udara. Dan pupil yang membesar melihat lontaran-lontaran kembang api di langit - merayakan idul fitri sebentar lagi. Hati Samudra ingin berada jauh diluar negri. Melihat keberagaman manusia ciptaan illahi. Menguji keimanan, dan kemandirian sebagai minoritas.
"Mudah-mudahan sebentar lagi." Samudra tak pernah berhenti berharap. Bahkan akhir-akhir ini, lebih besar cita-citanya. Setelah merasa pikirannya lebih segar, Samudra kembali kerumahnya.

Pagi ini, mentari terlihat lebih cerah. Mungkin karena orang-orang dibawahnya, yang mengenakan baju koko putih, peci putih, dan kain yang semunya terlihat baru. Warna putih kan memantulkan cahaya. Itulah mengapa semua terlihat lebih terang, sepanjang jalan Samudra menuju masjid untuk sholat Ied. Tapi pagi ini memang terang benderang. Mungkin karena lantunan salam dan selamat dari semua orang, membuat hati mereka ceria, dan terpancar ke wajah mereka - menjadi terang. Begitu juga wajah ibu Samudra, saat melihat anaknya datang dari jauh, untuk meminta maaf. Anak memang harus meminta maaf kan. Itulah yang membuat Samudra, segera mencium tangan ibunya. Namun sekarang, memeluk ibunya terasa lebih kaku, dibanding saat Samudra kecil. Saat semuanya masih baik-baik saja. Saat dirinya tak harus memikirkan masa depan keluarga, dan dirinya.
"Bu, Minal Aidin Wal Faidzin ya.. Samudra minta maaf."
"Iya sama-sama. Ibu mu juga minta maaf."
"Ba, Minal Aidin Wal Faidzin ya.. Samudra minta maaf."
"Iya, sama-sama. Aba juga minta maaf."
Samudra merasa seperti menjalankan protokol. Kaku. Tapi itulah yang seharusnya dilakukan. Tapi dalam hati, Samudra merasa lebih lega, telah meminta maaf kepada kedua orang tuanya. Diluar masalah apakah Samudra ikhlas melakukannya, begitu juga orang tuanya, kata maaf memang ajaib. Terlebih memaafkan. Itulah yang coba dilakukan Samudra, saat melihat keriput di pipi ibunya yang semakn jelas.
"Manusia tak akan luput dari segala salah. Memang sia-sia jika setelah meminta maaf,
dan memaafkan, kesalahan terulang lagi. Tapi itulah hidup. Aku memang tidak cukup bijak
untuk mengerti seutuhnya, tapi aku melakukannya."

Samudra menelpon Bunga dalam perjalanan pulang dari rumah orang tuanya, tapi tidak ada yang menjawab. Dia memang mengetahui kesalahannya sangat sulit untuk dimaafkan. Tapi Samudra tidak menyalahkan Bunga. Dia hanya merindukan wanita yang dikaguminya. Dan yang mengaguminya. Dan dia ingin kekasihnya tahu, dia sangat ingin meminta maaf.
Langkahnya terhenti tiba-tiba. Bunga berada di teras rumahnya. Berpakaian putih-putih seperti orang-orang yang memantulkan cahaya tadi pagi. Tapi Bunga tak perlu memakai putih-putih untuk bercahaya. Karena senyumnya dapat mengalahkan cerahnya mentari.
Samudra seketika berlari, dan memeluk Bunga. Dia menangis di punggung wanita yang tercipta untuknya. Bunga tidak juga menangis. Dia tersenyum

Tuesday 7 September 2010

Dari 'kemelataan' menujulah ke kebahagiaan

Entah dari kapan ular itu mulai hidup di tempat ku tidur. Pada suatu malam kurasakan gerakan di belakang, saat aku tidur miring. Setelah ku tengok, tak ada apa-apa. Terulang lah beberapa kali, sebelum aku benar-benar pulas karena kelelahan. Dan bayanganku pun meredup dibawah purnama kulihat. Lama kelamaan aku terbiasa dengan perjalanannya di belakangku, saat ku tidur miring.

Dari rasa melata yang terasa di belakang, kini terdengar desis, dan terasa lidah yang menjulur-julur di kulit. Aku sudah terbiasa, jadi ular itu merasa bebas. Lalu aku membuka bajuku. Dia melata di lengan atas, turun ke dada, lalu ke perutku. Saat ku tidur miring. Aku menikmatinya, setelah lama haus rabaan dari sang suami yang telah mati. Lalu kutanggalkan celana tidur pendek sutraku. Dia menjalar turun ke sana. Napasku mulai berat. Desahan kecil mulai kuhembuskan sekali. Dua kali. Lalu berkali-kali. Aku sudah basah dan berkeringat. Aku sudah terlentang di tempatku tidur. Lalu ular itu pergi dan membuatku terlelap.

Kejadian itu berlangsung spektakuler. Dan malam-malam berikutnya, kami melakukannya lagi. Kali ini semakin liar setiap malam. Lalu aku mulai menyiapkan lilin, manaruh bunga mawar, atau melati, memutar lagu romantis. Kadang-kadang aku bertanya pada diriku, apa yang sedang kulakukan, apa yang telah kulakukan, mengapa aku melakukan ini, dan siapa saja yang pernah melakukan ini. Tak banyak tentunya. Aku manusia biasa.

Saat tanganku akan menyentuhnya, dia menggigit. Saat mata mencoba mengintipnya, dia hilang. Selama ini aku hanya memejamkan mata, dan memegang payudara. Sekarang aku tidak bisa menikmatinya lagi. Aku sekarat. Mungkin mati, karena ular itu menggigit dan mengalirkan racun terkutuknya kedalam nadi. Aku telah menyentuhnya. Aku telah mengetahui bentuknya. Dia ternyata seekor ular.

Seberapa nikmat yang telah aku alami, itu ternyata hanya tipuan ular. Ular itu tidak mengizinkanku melihat yang sebenarnya, meraba yang sebenarnya, karena dia takut ketahuan jati dirinya yang sebenarnya. Ular. Tapi tiba-tiba, di tengah sekaratku, ada sesosok manusia sepertiku. Dia membuatku dapat bernapas lagi. Aku hidup lagi. Dan nikmat yang kurasakan darinya, berlipat-lipat dibanding yang kudapat dari seekor ular. Aku bisa melihat dan merabanya. Dan menciumnya. Dia laki-laki

Sunday 5 September 2010

Malam Laylatul Qadar Pada Modar

Duka bulan ramadhan bagaikan bulan ramadhan itu sendiri. Selalu terjadi. Saat hari semakin mendekati akhir bulan Ramadhan, salah satu duka tersebut datang. Saat si kaya mengumumkan akan membagikan zakat fitrah kepada si miskin. Mereka lantas datang berbondong-bondong, mengharap mendapat zakat tersebut. Petugas sudah ditempatkan di pintu masuk, agar jalannya pembagian zakat bisa teratur dan semua orang bisa kebagian. Namun mereka tetaplah orang miskin. Mayoritas dari mereka bahkan tidak menempuh pendidikan layak - untuk dapat mengerti istilah antri. Ah, siapalah yang bisa disalahkan atas perilaku ini. Budaya yang dulu sempat merekat, sekarang terinjak-injak oleh kerumunan yang sekedar mencari makan. Apakah harus menempuh pendidikan formal dulu, baru bisa antri?
"Ah, antri hanya membuat saya tidak kebagian beras," mungkin salah satu dari mereka berkata begitu. Tidak bisa disalahkan juga, jatah zakat mungkin tidak sebanyak kedatangan para penerima, yang tanpa diduga-duga berjumlah lebih banyak, dari yang dijatahkan. Entah darimana mereka mengetahui, tapi tidak sedikit yang datang dari luar daerah tersebut.
Lalu siapa yang bertanggung jawab atas banyaknya orang miskin? Pasti kita semua setuju untuk menyalahkan pemerintah, bukan? Yang kita tahu, mayoritas pemerintah adalah kelompok koruptor Indonesia. Uang rakyat mereka makan sendiri. Mungkin ada dari hasil korupsi mereka, untuk mengurangi kemiskinan, sehingga pembagian zakat, bisa lebih teratur, karena mungkin
jumlah orang miskinnya tidak akan terlalu banyak. Apakah korupsi saja penyebabnya? Apakah, tidak bisa lebih rumit lagi? Sistem nilai yang selama ini kita anut mungkin? Bagaimana dengan perkataan ini : "Nak, belajar yang bener, biar bisa nyari duit yang banyak."
Lalu kemana moral, nurani, dan iman, bu? Dan di malam laylatul qadar ini, ibu itu mati terinjak-injak. Anak itu menangis terlepas dari gendongan ayahnya. Dan kakek itu selamat, namun 2 hari kemudian dia mati. Orang kaya itu, merasa sangat berdosa. Dan pemimpin itu, tertawa terbahak-bahak, setelah salam tempel yang cukup lama. Tidak cukup baik ya...
Mungkin laylatul qadar tidak diturunkan Allah ke indonesia. Mungkin lho

Thursday 2 September 2010

Pemimpin 'cinta damai'


Rabu, 1 September 2010. Pukul sembilan malam WIB, SBY mengeluarkan pernyataan terkait hubungan Indonesia-Malaysia yang akhir-akhir ini memanas. Dari pukul setengah delapan kutunggu penuh harap-harap cemas. Tak pernah satu pidato presiden pun yang aku tanggapi, kecuali yang satu ini. Karena pidato kali ini isinya hanya dua. Perang atau Damai. Kubayangkan jika SBY menyatakan perang terhadap malaysia - yang sudah terlalu memancing emosi rakyat Indonesia, dengan kelakuan-kelakuan provokatifnya - apa yang akan terjadi sesungguhnya. Bagaimana perang itu? Yang selama ini hanya aku baca di buku sejarah, kulihat di film-film, di berita, dan bahkan kumainkan di komputer, kini akan kualami sendiri. Gedung-gedung hancur, orang tua yang kehilangan anaknya, anak yang kehilangan bapaknya. Sesuatu yang tidak bisa kualami. Lalu konflik dalam diri terjadi. Mana nasionalisme mu, anak muda. Mengaku ber api-api jika menyangkut bangsa. Namun ketika bangsa dilecehkan, hati sudah khawatir dan takut berperang untuk membela bangsa.

Akhirnya SBY memulai pidatonya. Aku yakin ini sudah dinanti-nanti seluruh rakyatnya. Berpidato di Mabes TNI di Cilangkap, banyak pengamat mengatakan SBY siap berperang. Menurutku juga begitu, dan aku mulai khawatir. Juga ketika melihat mentri-mentri yang hadir - termasuk mentri pertahanan, sudah cukup tersirat isi pidato yang akan disampaikan SBY. Saat memasuki ruangan mengenakan batik merah menyala, aku langsung lemas. Beliau membicarakan sejarah Indonesia-Malaysia yang satu rumpun, lalu ke hubungan bilateral, masalah TKI, dan terakhir masalah perbatasan yang menjadi pemicu kemarahan rakyat Indonesia. Lalu beliau mengatakan solusinya adalah dengan segera menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Intinya diplomasi (lagi). Entah kenapa saat itu aku merasa lega memang, namun dalam hati juga merasa ini khas pidato SBY sekali. 'Cari aman'. Tak ada emosi didalamnya - bahkan saat beliau mengatakan kalau dia tahu perasaan rakyat Indonesia yang merasa dilecehkan. Dikatakan tenang pun tidak. Lebih terlihat pasrah dibanding berkepala dingin. Seperti kita punya tetangga yang selalu usil dan menganggu rumah tangga kita, namun kita pasrah saja. Baik sih, namun aku rasa tuhan juga tidak membenarkan perilaku seperti itu.

Bagaimanapun juga, itulah keputusan yang diambil sang presiden. Keputusannya juga memiliki beberapa nilai positif. Dia memang pemimpin. Memikirkan kesusahan yang akan diterima rakyatnya jika perang yang diputuskannya. Dan lebih memilih 'diplomasi' agar rakyatnya yang banyak bisa tetap hidup. Menyatakan kepada seluruh dunia, bahwa Indonesia adalah negara cinta damai. Dan tak kalah penting, ini menunjukkan SBY adalah orang yang memiliki ilmu agama yang bagus. Mendengarkan ceramah ustad dengan khusyuk, bahwa pada bulan Ramadhan diharamkan berperang. Saya tetap mendukung bapak, walaupun sepertinya kemarin tidak merasa mencoblos bapak.

Wednesday 1 September 2010

Cerita Manusia

"Lihatlah kalian

sekumpulan daging yang tak tahu diri

diberikan nyawa ke tubuh kalian
tapi kalian gunakan untuk membunuh

diberikan akal kedalam kepala kecil kalian
namun dengan sombong kalian menyangkal

merasa paling pintar
hanya menggunakan logika kurus kalian

menyangkal tuhan
memainkan agama

kalian hidup dengan logika semata

kalian bahkan tak lebih pintar dengan delar doktor atau pemikir lainnya,

ketika dengan bodohnya logika mengimani

lihatlah dunia dan semesta kawan

apakah sesempit itu sehingga hanya ada logika tercipta di dunia ini
sehingga kalian meragukan tuhan

ya, itulah kalian manusia. Selalu meminta logika bukti.

Namun ketika bukti diberikan, kalian tetap menyangkal
menganggap itu hanya bencana alam;kebetulan. Berkelit sekeras hati"




Suatu hari, ada dua manusia berkelana ke negri jauh. Yang satu berlatar belakang agamais, anak tokoh spiritual desa. Berkelana karena cerdasnya. Dia mendapat beasiswa. Bukan main bangga orang tuanya. Sudah pintar dunia, pintar agama pula. Orang tuanya melepasnya dengan percaya, dan uang tabungan keluarga. Alhasil dia sampai di negri tempatnya menuntut ilmu. Belajarlah dia dengan tekun. Tak lupa ibadahnya selalu terjaga. Negri tempatnya belajar memang cocok untuk membuat seseorang sangat pintar. Berkurikulum internasional. Logika adalah segalanya. Jika tak bisa dijelaskan secara ilmiah, berarti itu hanyalah bualan belaka. Guru disana sangatlah pintar, cukup untuk membuat dia terkagum, dan terhipnotis dengan sosok sang guru. Seorang penggemar akan mengikuti apa saja yang dilakukan sang idola, bukan? Jadi, dia mengikuti cara berpikir gurunya tersebut. Lalu mulailah keimanannya terkikis. Dia mulai mengenal kata "Oh iya ya, benar juga" "wah jadi selama ini" "kalau tuhan tak bisa dijelaskan, berarti tuhan hanya bualan"

Siapa yang dapat menjelaskan bentuk tuhan? lalu agama? sama saja. Hanya lelucon. Kalau begitu biar aku tambahkan lelucon ini. Lalu pergilah dia dari dirinya yang dulu. Kebanggan orang tua. Dia sekarang hidup bahagia dengan logikanya


Lalu manusia yang satu lagi, berlatar belakang anak berandal. Tak terlalu baik latar belakang agamanya. Orang tuanya hanya orang biasa, namun kaya. Berkelana juga karena kecerdasannya. Dia mendapat beasiswa juga. Berhasil membuat bangga orang tua, walaupun menurutnya, dia melakukan ini bukan untuk membahagiakan orang tuanya. Buat apa? Dia melakukan untuk dirinya sendiri. Alhasil berangkat pula dia dengan bangga. Disana dia dengan cepat beradaptasi dengan budaya yang hedon. Suatu ketika bencana gempa datang melanda. Bangunan hancur dimana-mana. Saat dia berada di ruang kelas, seluruh murid lari tak barlogika. Panik. Saat akan menuruni tangga, dia disalip oleh seorang lelaki besar, sehingga dia terjatuh. Saat lelaki besar tersebut beberapa langkah didepannya - berlari tak akan berhenti, tiba-tiba atap diatasnya rubuh dan menimpanya. Tentu saja dia panik bukan kepalang, melihat orang hancur kepalanya didepannya. Saat aman berada di tempat paling tinggi, dia melihat seluruh negri rata dengan tanah. hancur, dan sepertinya tak akan bisa kembali menjadi tempat yang indah seperti dulu. Seakan tak habis kesedihannya, dia harus menjadi tenaga pembantu evakuasi mayat-mayat. Melihat orang-orang tak bernyawa bergeletakan di jalan bukanlah sesuatu yang biasa, bagi seseorang yang hidupnya selalu berkecukupan. Bahkan untuk yang tidak sekalipun. Apalagi bau yang dihasilkan dari mayat-mayat yang sudah mati berhari-hari. Dia menangis saat menarik seorang wanita dengan tubuh lembek, dan busuk, dari reruntuhan klub malam. Saat dia pulang kerumah untuk liburan, seorang teman dekat bertanya tentang keadaanya ketika kejadian bencana tersebut. Seorang teman yang kenal dekat dengannya bilang "yah namanya juga musibah, kita ga bisa tahu" Tapi dia menanggapi "Tidak kawan, itu bukan sekedar musibah. Itu peringatan tuhan kepada kita manusia"


"Lihatlah
Begitulah manusia
Dan tuhanpun sepertinya tidak akan rugi
Jika ada yang berbangga membahasnya dengan jenaka
Lalu yang bertuhan dan yang ateis pun berdebat
Merasa paling benar masing-masing
Manusia dengan otak yang ber saraf-saraf
Seonggok daging berbalut lelucon
HAHAHA!!!"

Fantasi Nyata

Gedung Kesenian Jakarta sejenak menjadi lorong waktuku kembali ke masa fantasi. Kembali ke tahun 1500-an di Paris. Seperti novel 'Phantom Of The Opera' yang pernah kubaca. Masa dimana menonton opera adalah agenda wajib para bangsawan saat itu. Berada di gedung opera di Jakarta. Saat menaiki tangga menuju balkon, darah dalam nadiku terasa mengalir sangat cepat dan panas. Serasa ingin meledak karena terlalu kegirangan. Saat duduk di balkon nomor 15, dan melihat tepat lurus kearah panggung, sungguh pemandangan yang sempurna. Melihat seluruh isi ruangan yang sangat artistik. Arsitektur belanda sangat terasa. Warna dalam gedung yang bernuansa putih-emas dengan pilar-pilar besar menopang balkon. Panggung besar dibawah juga dibatasi pilar. Berhiaskan warna emas di ujung atas pilar. Dihiasi lampu-lampu kecil yang menempel di tembok-tembok, sebagai penghangat. Dan diatas menggantung lampu hias yang tidak terlalu besar untuk ukuran gedung. Namun cahayanya cukup. Kemudian lampu-lampu perlahan-lahan meredup, seiring pentas yang segera dimulai. Drama musikal yang dipersembahkan oleh 'Club Hypnosis Sehati' (CHS). Dibiayai oleh Dr.Dewi Yogo Pratomo, MHt - selaku pendiri CHS, dan disutradarai oleh Yudhi Kurniawan. Bercerita tentang ibu Kiki yang mengalami masalah, dan bertemu dengan sekelompok wanita CHS, dan bercerita tentang masalahnya, saat kehilangan sang anak tercinta. Pemimpin CHS, ibu Dewi Yogo Pratomo, yang juga bermain dalam drama musikal tersebut, mencoba menenangkan ibu Kiki, dan menyebutkan bahwa masalah adalah dimiliki semua orang. Lalu sang sutradara memaparkan beberapa masalah yang umum kita jumpai di kehidupan. Dan pada akhirnya, ibu Kiki berhasil menemukan anaknya ketika bertahun-tahun sudah berlalu. Namun yang berbeda ada pada kelompok pengiring musiknya. Karena sekarang tahun 2010, jadi alat yang dipakai adalah alat musik modern, seperti gitar,bass listrik. Juga ada perkusi, dua penyanyi, dan organ dari sang konduktor. Tiket yang ditawarkan berkisar antara 40-100 ribu rupiah pada pementasan-pementasa rutin di GKJ. Bagi kalian yang bosan dengan tontonan bioskop, beralih ke tontonan teatrikal semacam ini, adalah selingan yang sangat bagus. Karena menonton opera semacam ini lebih bergengsi, dan pasti lebih memuaskan untuk para penikmat teater; Lebih bangsawan jika kita masih di tahun 1500-an. Kekagumanku malam ini tak akan luntur hingga esok. Saat duduk sendiri di balkon nomor 15, aku merasa seperti Raoul atau Erik - yang selalu menduduki balkon nomor 5, dan melihat Christin dae yang sedang bernyanyi dari atas. Benar-benar fantasi yang menjadi nyata.

Monday 30 August 2010

Mata Tajam Pintar

Dia yang berkuasa atas kata-kata

Di pahat kehidupan olehnya

Naik-turun keimanannya

Dia membalut luka dengan keindahan cerita

Menindih daging kehidupan anak manusia

Karena kuasa




Wanita penguasa

Mencium penuh kuasa

Mencibir penuh getir

Mendesah menghapus resah,

Lelaki yang pasrah

Karena dia kuasa
Dia kuasa
Kuasa
Ku asa
Asa ku
Berkuasa...

Menantang Maut

Jalur nadi membentang panjang

Mengeras mengepal tiang bendera yang menjulang ke udara

Saat tampuk pemimpin menggemakan kebobrokan

Dia meretakkan dinding keenakan para penguasa laknat

Urat lehernya tegang menantang

Lantang berkumandang

Tangannya mengurai fakta

Investigasi yang memakan durasi

Saat dia terus menggali

Tubuhnya mati diracuni

Anak Dari Musuhku

Perjalanan setitik mani

Dimulai setelah tegukan arak terakhir

Tak peduli akan panasnya persaingan dan pembunuhan

Gedung-gedung terbakar

Melantunkan pelan nada gairah

Air mata pengemis lapar sudah kering

Tersapu angin kencang peluru tajam

Saat ruh ditiup dari langit

Meluncur turun kedalam rahim

Genderang perang masih menyibukkan malam

Cabang bayi tak bisa berlari dari peluru

Begitupun sang ibu,

Yang kokoh berdiri

Belum ada harapan

Hanya sebuah nama ketika bayinya lahir

Yang berarti 'harapan'

Perbuatannya lah yang haram

Tapi bayi ini tetap sesuci embun pagi

Tanah Air Alif

Jalan kusut miliki tanah yang subur

Berjalan bocah diatasnya

Alif namanya

Melangkahi hama yang berserakan

Hama tumbuh karena tanah yang subur

Hijau beraroma kepercayaan

Bocah berhenti ditengah kehijauan

Mengambil napas cita-cita banyak-banyak

Bocah ingin menuju puncak gunung

Hanya ingin?

Ingin itu cita-cita

Ingin harus banyak-banyak

Walaupun bekal ibu dirumah hanya nasi dari sawah

Dan lauk dari pasar becek-bau

Singkat cerita,bocah sampai dipuncak

Minta ceritakan saja sendiri

Setelah dipuncak,dia ingin ke bulan

Hanya ingin?!

Alif dulu hanya ingin ke puncak gunung

Monday 9 August 2010

Uang

Uang yang diselipkan pertanda harga diri yang disembunyikan
Dibawah tanah
Diinjak-injak
Pertanda peringatan diamnya mulut yang sekarat untuk menyemburkan kebenaran
Dikirim ke tempat terjauh
Terdalam
Jangan diungkap
Pertanda kemaluan yang terlecehkan
Budak
Untuk makan
Pertanda kemenangan dan keberhasilan
Anak-anak berlari membeli permen
Motivasi dini
Tarik ulur basa-basi
Pertanda kita
Tandakanlah dengan keringat dan karya
Rezeki Illahi

My angel

aku hidup untukmu
aku minum darimu
bibir lembut meminummu
begitupun dirimu
aku ingin masuk kedalammu
menjadi intisarimu
suaramu untukku
senyum tawamu nyawaku
keringatku dari kulitmu
aroma surga menyinggahimu
sepanjang malam
mataku akan terjaga saat tidurmu
dimanapun kau berada

Sisa Malaikat

Aku berbaring diatas ranjang besar dingin sehabis hujan. Menghitung langit-langit persegi. Mencoba mengusir kebosanan televisi yang terus berbicara seperti sales marketing ditelinga. Dan sinarnya menghasut agar menoleh sebentar - sekedar melihat iklan pasta gigi, atau promo acara. Tapi aku tak tergoda. Melihat langit-langit kamar nenekku. Dulu nenek dan abib - kakekku. Tapi kata itu sudah tak terpakai lagi, seiring pulangnya jiwa meninggalkan tubuh lemah dan kaku yang disembunyikan dibawah tanah merah. Sendiri.

Memoriku tiba-tiba kembali ke saat abibku menghembuskan napasnya untuk terakhir kali. Saat itu aku berumur 14 tahun. Dan sekarang, aku berbaring ditempat ia menemui tuhannya. Aku mencari-cari, adakah sisa-sisa malaikat hadir di langit-langit. Kata orang, malaikat muncul dari atas mata kita, saat akan mencabut nyawa. Aku menerka, apa yang dibawanya. Adakah yang tertinggal untuk dilihat oleh orang-orang yang masih hidup Membayangkan menjadi dirinya - abibku. Melihat ke langit-langit dan menunggu malaikat muncul dari atas kita dan memberikan sesuatu. Mungkin semacam surat dari tuhan, bahwa saat ini, kontrak hidup kita sudah habis, dan tidak bisa diperpanjang. Lalu dia mulai mengambil nyawa yang melekat di kulit-kulit. Bahkan lebih dekat jaraknya daripada kulit dan nadi.

Malaikat mencabutnya perlahan, agar tidak menyakitkannya. Agar abib dapat berpesan kepada yang masih hidup. Tapi dia tidak pernah berbicara. Tumor otak menghambat sensor motoriknya. Dia tidak bisa berbicara, dan setengah lumpuh. Hanya napas yang setengah-setengah mengkomunikasikan bahwa hidupnya sebentar lagi. Baru kali itu aku melihat seorang manusia yang sekarat. Dan rasanya menakutkan, dan menyedihkan. Setelah napas habis, air mata keluar liar. Bercucuran. Tapi abib bisa dibilang beruntung. Keluarganya hadir, disaat terakhirnya. Dia melihat anak-anak dan cucu-cucu untuk terakhir kalinya. Dia meninggal diatas ranjangnya yang nyaman, dengan susu putih hangat yang masih tersisa.

Dan sekarang dingin, sehabis hujan. Dan aku menerawang jauh kebelakang, melihat ke langit-langit, tempat matanya terakhir kali melihat. Malaikat. Mencari sisa peninggalan ciptaan tuhan yang gaib. Dan aku menemukannya. Kenangan. Peringatan kepada yang masih hidup. Kepadaku. Dulu ada manusia yang hidup, dan pasti mati.Belum ada malaikat yang datang sekarang.


Mungkin kau tahu, atau mungkin tidak bib. Tapi aku selalu mendoakanmu setelah sholatku.

Berbahagialah abib disana...

I love you, but it's really hard to show

Langkahku lelah tertatih
Menopang doa mencoba menembus langit
Saat napas baru yang kusadar mengibas bulu tangan
Membangunkanku dalam buaian
Menghirup dan menghembus
Tertarik cepat dalam usaha tanpa henti
Terhembus dalam keluh dan syukur
Berdoa agar kita saling mencintai
Lebih nyata
Dan terjawab malam itu juga
Kau terbangun dari tidurmu
Menghangatkan sesuatu untuk makanku
Sedikit,
Tapi bukan karena itu
Kau bangun dari buaianmu
Saat ku berdoa dalam perjalananku
Agar kau menunjukkan cintamu
Agar ku menunjukkan sayangku
Tapi semua tak pernah mudah
Hanya tuhan yang tau cinta kita
Tidak dengan kita

Sang nabi - Khalil Gibran

Anakmu bukan anakmu

Mereka adalah putra dan putri kehidupan yang mendambakan dirinya sendiri

Mereka datang lewat dirimu namun bukan dari dirimu,

Dan meskipun mereka bersamamu namun mereka bukan milikmu

Kau bisa saja memberi mereka cinta namun bukan pikiranmu

Karena mereka punya pikiran sendiri

Kau mungkin saja menjadi tempat bermukim tubuh mereka namun bukan jiwa mereka,

Karena jiwa mereka berdiam dalam rumah masa depan, yang takkan bisa kau kunjungi, bahkan dalam mimpi-mimpimu

Kau mungkin ingin seperti mereka, namun jangan buat mereka seperti dirimu

Kahidupan tak berjalan mundur maupun terhenti di hari kemarin

Kau adalah busur yang mengirim anak-anakmu sebagai panah yang melesat kedepan

Sang pemanah melihat sasaran di atas jalan setapak keabadian, dan Dia menundukkanmu dengan kuasa-Nya sehingga panah-Nya dapat melaju mulus dan jauh. Biarkan dirimu tunduk dalam tangan sang pemanah dengan syukur; Karena walau Dia mencintai sang panah yang melejit, Dia pun mencintai busur yang kuat.



Khalil Gibran

Tempat kita pertama bertemu

Aku menghirup udara sisamu
berjalan diatas jejakmu
aku berada di ruang hampa dibelakangmu
tanpa pegangan ku terangkat keatas
dan melihat penuhnya dunia
senangnya berada diatas
tanpa pengganggu dan berkuasa terasa
tapi kau di atasku
beberapa hitungan dan aku menceburkan diri
sangat jauh ke dalammu
menunggu mati
terangkat kembali
atau seseorang menyelamatkan

Wednesday 21 July 2010

Gadis Kupu-Kupu (Kumpulan Malam Ketujuh Part 4)

Sinar matahari mengintip dibalik awan pagi
dan suara burung mempersilahkannya masuk
Lalu sinar itu mencium wajahnya yang tak kalah bercahaya
Namun memerah saat melihat prianya turun dari tangga di pohon
Gadis yang selalu mandi di sungai jernih penuh mutiara
Dan kupu-kupu menemaninya saat istirahat
Dibawah pohon bertangga
Dan mereka tak menyesal setelah bercinta
Kisah indah mereka menjadi dongeng sepanjang masa

Hadiah Ego (Kumpulan Malam Ketujuh Part 2)

Aku mau angin mengabarkan kekasih
Aku mau matahari menegarkan ayahku
Aku mau api membakar musuhku
Aku mau bulan menemani para pelacur
Aku mau simphoni menenangkan amarah
Aku mau Kau memaklumi kelakuanku

Ziarah Ancol

Ancol. Keindahan pantai yang berlokasi di utara jakarta ini, semakin lama semakin terkikis oleh semakin banyaknya resort dan hotel yang dibangun investor. Jadi sebelum pesona tersebut benar-benar hilang, aku memutuskan untuk mengunjunginya setelah sekian lama.

Tidaklah lama waktu yang direncanakan untuk tiba-tiba memutuskan "kita ke ancol yuk." Sebenarnya karena waktu itu aku pernah berencana untik bersepeda kesana, namun gagal ditengah jalan, dan berbelok ke Monas. Aku memutuskan ke Ancol juga sekalian riset trek sepeda kesana. Busway segera. Setelah sampai ke tujuan terakhir - Ancol, kita diharuskan membayar tiket masuk seharga 13 ribu rupiah, dan dapat berkeliling pantai Ancol sepuasnya. Jangan benar-benar berkeliling, bagi yang belum latihan berjalan, karena aku benar-benar berkeliling, dan hasilnya adalah pegal-pegak seluruh kaki.

Mulai dari shelter busway-Marina Ancol-Pantai Festival-Hotel Mercure-Putri duyung Ancol-Ancol mansion yang sedang dibangun-Monumen-Beach Pool-sampai ke pantai karnaval, lalu kembali lagi. Disarankan juga untuk membawa bekal sendiri sebelum berangkat. Walaupun banyak stand makanan dan minuman bertengger di sepanjang jalan, tapi harga yang disajikan, cukup lebih mahal tiga kali lipat dari harga eceran. Sperti air limun, seharga 15 ribu rupiah, dan air mineral, seharga 5 ribu rupiah - dari 2 ribu rupiah.

Berjalanlah di pingigir-pinggir pantai untuk menikmati pasir, dan hamparan laut yang tidak bisa kita jumpai saat pulang. Walaupun beberapa spot, tidak memiliki pasir yang putih, melainkan abu-abu. Begitupun dengan lautnya - tidak biru seperti normal, karena sampah yang tenggelam di dasarnya. Setiap kurang lebih 50 langkah, terdapat papan pemberitahuan ' dilarang mandi/berenang. Pantai curam'

Melihat hamparan laut, dapat membuat beban pikiran, hanyut terbawa ombak. Jadi disarankan untuk setidaknya setiap bulan, mengunjungi pantai sekali. Semua orang terlihat bahagia, dengan senyum dan tawa mereka. Keluarga bersenang-senang walau sekedar gelar tikar, dan makan bekal dari rumah, dan melihat anak/cucu mereka bermain pasir. Setelah para keluarga, mayoritas pengunjung pantai Ancol adalah pasangan-pasangan yang sedang dimabuk asmara. Mereka berlomba-lomba mencari spot kosong, dengan pemandangan laut terindah, lalu duduk di pinggir dan bermesraan. Sungguh membuat iri.

Setelah lama berjalan, sebelum pantai karnaval, ada tempat yang bernama 'Evereled Ancol' kalu tidak salah. Kita tidak akan bisa masuk karena gerbang yang dikunci, dan tidak ada penjaga yang bisa ditanya. Namun jika kita berjalan mengelilingi tempat itu, untuk menuju ke pantai karnaval, tempat tersebut adalah tempat terindah, tertenang, di seluruh Ancol. Tempat itu sepertinya lahan pekuburan kristen. Dengan salip-salip yang tertancap di hijaunya rumput yang dirawat. Anda pasti akan terpana dan ingin masuk kesana, namun tidak bisa. Lalu setelah beberapa langkah lagi, terdapat dermaga yang jarang dikunjungi para pelancong. Dan suasana 'sepi' tersebut, dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk belajar fotografi. Dengan membawa model-model yang dibuat seksi menggunakan bikini merah, dan disuruh berpose seksi, beberapa fotografer, memotret mereka membabi buta. Wanita-wanita dieksploitasi. 'Keindahan' tubuhnya dimanfaatkan hanya untuk beberapa rupiah. Dibiarkan pakaiannya tersingkap oleh hembusan angin laut.

Panjang pantai Ancol sudah terjelajah. Saatnya kembali, dan terasa lebih berat, karena pangkal paha yang mulai sakit. Berjalan kembali dari pantai karnaval-Beach Pool-Monumen-Ancol Mansion-Putri duyung Ancol-Hotel Mercure-Pantai Festival-Marine Ancol-dan kembali ke halte busway. Jangan lupa sholat, bagi para muslim, karena musholla tidaklah sulit untuk ditemukan. Sekalian sekedar mengistirahatkan kaki-kaki yang dari tadi berjalan. Dan hari sudah berubah malam, saat rasa pegal sekarang semakin turun ke paha, betis, dan urat yang tertarik di telapak kaki. Naik busway adalah pengobatan yang cukup manjur. Duduklah di kursi paling belakang, dan selonjorkan kakimu. Tak lama kemudian, pasti akan terlelap, dengan hembusan AC. Lalu terbangun saat sampai di tujuan akhir, Cililitan, lalu segeralah berjalan ke samping Pusat Grosir Cililitan (PGC), disana ada tukang jajanan yang menunggu. Tapi aku memutuskan untuk membeli batagor yang nikmat, lalu minum bir pada malam harinya.

Perjalanan yang masih akan terasa hingga esok pagi. It's a nice trip to try

Jembatan Kampung Melayu

Jembatan Kampung Melayu
siapa menjaga siapa
jembatan yang selalu melindungi terminal dibawahnya
terminal yang kuat menopang jembatan
retak dari bawah
dan ramai dari atas
tempat semua
dibawah jambatan

pengamen
tumpukan koran
preman
502
16
06
trans jakarta
01 yang lelet
pengantin baru
perokok
orang yang hampir tertabrak ketika menyebrang
wanita dangdut dengan bokong sebesar tas ransel
para pencari masalah
puntung rokok
nenek-nenek berkebaya
manusia sibuk dan sok sibuk
pasangan gay
bayi yang menjadi raja
gantungan kunci
angin yang berlari bersama debu
orang yang tidur di halte
dan satu orang lagi yang tidur di halte

ketidaksabaran
kesabaran yang diremehkan
tak dihargai
pasangan selingkuh
toko swalayan

diatas terminal

tik tok tik tok
kapan jembatan ini rubuh
menimpa semua yang dulu dipayungi dari hujan
dipekerjakan dari keputus asaan
dipermalukan dari kesalahan
dilecehkan dari lembabnya malam
tak akan ada yang selamat
setelah lampu lampu hidup yang menempel mati
lalu beton beton kokoh yang menopang retak
sehelai bulu lagi membebani
lalu rubuhlah jembatan Kampung Melayu
menimpa semua
mengurangi koloni

tik tok tik tok
kapan jembatan ini rubuh

Pemuja (Kumpulan Malam Ketujuh Part 3)

Jeritan mengerikan lelaki pemuja setan
membangunkan pemilik tanduk tanah babilon
dia memakan darah perawan
dan membunuh bayi haram
Lalu seisi kota menjadi hina terkutuk
Kegelapan menutup Kebaikan Tuhannya
Hari itu akan tiba untuk para pendosa
Tak ada lagi dongeng tentang putri salju
Saat semua jiwa berkumpul dibawah dasar yang lembab bau yang panas
Semua kafir habis

Pandora

Aku terjebak dalam perangkap beratap
lemah dan terluka seperti kancil kecil
tak berdaya melihat tetesan mentari melalui celah hutan
Kau ingin menjadikan aku sekuat apa lagi
dengan kesabaran penembak jitu
dan kekuatan tentara mujahhid
aku tetap terjebak
seperti kancil yang menunggu tetesan mentari terakhir

Saturday 17 July 2010

Gang Poncol Jaya V

Backpacking di Jakarta, ternyata mengasyikkan juga lho. Tentukan tempat yang akan kita tuju, namun, menyelewenglah dari tujuan tersebut, karena terpesona oleh jalan Jakarta yang jarang dilalui orang. Seperti contoh, jika kita hendak menuju daerah sekitar menara Jamsostek di Gatot Subroto.

Setelah naik Busway dari Blok M - Kota, dan turun di Tosari, padahal seharusnya di Benhil-karena tertidur di sofa belakang yang empuk dan dingin. Lalu dia berjalan menyusuri trotoar melewati Atma Jaya, terus sampai Plasa Semanggi. Berjalan lagi setelah melewati tiga jembatan penyebrangan. Menyeberang di jembatan 'Menara Jamsostek.' Jalan sedikit ke arah balik, dan akan kita temui tembok besar dan panjang. Di tengahnya ada lubang robohan. Sepertinya disengaja. Karena dibalik itulah trek backpack mengasyikan menunggu para petualang. Kita harus bisa melompati got yang lumayan lebar untuk dapat mendaki masuk kedalam tembok.

Setelah berhasil, anda akan heran melihat bentangan daratan di tengah-tengah hiruk pikuk jalan protokol yang sepertinya tak bisa lagi disisipi sekedar tanah wakaf untuk mushola, atau kebun salak. Anda akan dipandu oleh kumpulan batu-batu tersusun membentuk jalur agar tidak tersesat. Selama perjalanan, kita akan dimanja oleh hamparan rumput ternak, dan kumpulan pohon pisan sejauh mata memandang. Tentu saja buka pandangan keatas, karena yang terlihat hanyalah gunung-gunung berkaca. Setelah beberapa meter, akan ditemui persimpangan tanpa palang petunjuk jalan. Jalan saja terus, menyusuri pohon-pohon pisang, yang dipakai seorang tua untuk mengusap-ngusap rambutnya. Disamping jalur-jalur batu, tanahnya telah memadat karena dilindas-lindas oleh ban motor yang biasa lewat.

Semakin lama, setelah keluar semak, semakin terlihat pemukiman khas pinggir kota. Padat dan sempit. Tak mampu bersaing dengan kemegahan gedung-gedung. Aku tak tahu lagi kemana harus berjalan, setelah bertemu persimpangan lagi. Berjalan saja. Kalau aku mengambil jalan kiri. Gang Poncol Jaya V terbaca. Terus berjalan tak mempedulikan hari yang semakin gelap. Menyelewengkan hati dari tujuan awal - berusaha mencari uang. Berjalan tanpa penyesalan. Hanya untuk yang senang berjalan. Pemukiman semakin ramai. Ramai dengan anak-anak kecil yang berlari. Berkeringat lagi setelah mandi.

Lalu kita akan keluar ke jalan raya lagi, aku ke kanan, mengelilingi Blok S, dan kembali ke jalan tadi. Melewati 'Kantor penghubung pemerintah provinsi Papua,' melewati 'Carefour Tendean 5 Menit,' dan melihat mobil-mobil mewah yang membosankan, saatnya untuk pulang. Berjalan terus sampai depan gedung 'Trans TV,' lalu menunggu bis 45 (Blok M - Cililitan) selama kurang lebih 20 menit. Pulang naik bis kota memang 'gue banget.' Berdiri bersama alunan samar pengamen, dan teriakan tak jelas kenek - symphoni sempurnaku. What can be more relaxing than this?

And now I'm in a very good mood. Hopefully it will last till tonight



Raja Anggur

Aku akan meniduri seorang model seksi satu malam
Hanya untuk merasakan kehampaan
Dan kejantanan
Tapi kekesalan memuncak meledak
Dia pelacur busuk
dia yang menjerumuskannya
dia penipu gendut
Diriku yang paling hancur dari semua
Pecundang Romeo
Aku tak peduli jika Dia tambah menjauh
Aku hanya bangsat
Dan sebenarnya Dia juga
Jalan saja diatas kaki sendiri
Bangsat ini tak usah diteruskan

Linger

satu-satu kesalehan berguguran saat masa kesuburan
seperti daun yang berguguran saat kemarau
namun menumbuhkan daun lainnya
siap untuk menikmati bisikan angin
dan keringnya panas

manusia senang berlomba di trek yang salah dan gersang
sementara diseberang bunga bunga berlomba menghampiri matahari

berilah ucapan selamat kepada yang taat
karena bukit surga membentang luas tak terhingga
untuknya dan para bidadari dan pohon yang rindang
dan sungai susu mengalir tanpa basi
dari bawah terlihat hujan madu melengketkan payudara

saat ku berikan hatiku untuk hawa
hangat selalu terasa saat musim dingin tiba
alunan nadanya membuang semua kekhawatiran
hembusan angin pagi yang mengawinkan bunga

tapi hawa pergi saat kesuburan tiba
lalu kudengar buah yang tumbuh sendiri
aku juga sendiri
lalu kami melahirkan anak
seorang nafsu emosi birahi dengki
hidup dalam diri
dan semua menjadi kosong
tak ada tempat yang lebih baik saat berkelana
tak ada hawa
hanya setan yang menyerupai

hawa pergi meninggalkan kepanikan juga lamunan

kepompong yang mati sebelum menjadi kupu-kupu
menghilang saat akan menjadi sempurna
padahal ada bunga yang menunggu dibuahi
akan menjadi indah
namun sekarang mati tanpa ditangisi

"Ini Aku dan Kamu" (Kumpulan Malam Ketujuh Part 1)

Kupikir batang rokok ini yang tak habis-habis ku hisap
ternyata hari ini yang tak berujung
cerita orang-orang besar tak pernah habis terlahap bayi-bayi merah
saat ibunda mereka berpesan di ujung kematian
'nak teruslah berjalan ke arah cahaya cita-cita'
karena kegagalan tak pernah menyerah untuk mengejarmu

Orang gila yang Munafik

Maaf
Kabut kembali meliputi tempat yang dulu hijau
Puaskan dahaga telah tiada
Hanya mau melepaskan beberapa yang sudah menumpuk
Basi
Belatung melata diatas nasi
Menyimpan hari yang berat dalam kantung kepalsuan
Begitupun terlihat orang gila yang melukis dan menulis
Kanvasnya tersambung-sambung
Kertas bekas rokok
Spidol hitam, hijau, dan merah
Juga sebuah pulpen
Seakan tak perlu inspirasi
Tapi tangannya secepat sapuan pandangan hidung belang
Seperti seniman pemusik pelukis dan pengusaha
Garis demi garis tertata
Gambar gambar tercipta penuh arti
Tulisan menumpuk sesak mencoba menghirup debu asap
Dan aroma singkong dingin tetangga yang sekadar bersandar diujung pagar tajam
Menyadarkan seorang gila lagi
Yang dari tadi mengamati
Pergi menuju ke kemunafikan abadi

Sunday 20 June 2010

Mengintip Salah Satu Mekanisme Kerja Tuhan

Saya sore tadi menyadari salah satu mekanisme kerja tuhan. Sangat simpel sebenarnya. "Bersyukur."

Seperti kutipan firman Nya yang kurang lebih berbunyi "Bersyukurlah atas nikmat Ku, niscaya akan Ku tambah. Namun barang siapa mengingkari, sesungguhnya azab Ku sangat pedih."

Kita fokus pada kalimat pertama saja ("Bersyukurlah atas nikmat Ku, niscaya akan Ku tambah") saat ini.

Pada suatu siang saat saya pulang ke rumah dalam keadaan yang sedikit berantakan, karena belum makan. Saya akan sangat pusing jika telat makan, dan bila aktifitas tubuh, tidak menyesuaikan. Maksudnya saya beraktivitas layaknya seseorang yang kenyang makan, padahal tidak. Maka akan menyebabkan pusing. Saya hanya bisa berjalan-jalan pelan sambil mengerutkan alis dan terus mengeluh, karena ternyata rumah kosong penghuni dan suplai makanan. Sepasang roti tak bisa meredakan. Tidur bersama biografi kurt cobain, tak membantu. Akhirnya saya memaki semuanya. Apa saja. Terus merembet sampai saya putuskan usaha terakhir untuk memasak mie instant - meskipun sangat saya hindari. Emosional terus menyapu semua pikiran. Memaki individual, kelompok, suku, sampai kudapan yang menemani - hingga selesai.

Pada suatu sore, pada suatu moment yang datang setitik dan cepat, saya ingat inti kutipan itu. Tak ada salahnya mencoba. Kenapa harus terus memaki. Tidak akan muncul nasi. Tidak akan hilang pusing ini. Lalu saya lihat rejeki yang ada untuk hari ini. Sepertinya cukup untuk membeli martabak manis - kuputuskan dalam perjalanan untuk menstabilkan aliran darah ke otak ini. Mungkin bagi sebagian dari Anda, ini terlihat sangat biasa. Saya bisa saja langsung membeli makanan, tanpa harus diselingi dengan memaki, dan mengingat kutipan Al-qur'an. Mungkin inilah yang dinamakan jalan hidup, teman. Proses saya untuk memutuskan untuk membeli martabak adalah dengan memaki dan mengingat kutipan. Ini mekanisme saya. Dan mekanisme Tuhan adalah duduk melihat. Kita bersyukur disaat yang menurut kita cukup susah, lalu bersyukur, daripada memaki. Dan Tuhan memberikan solusi simpel - Seperti melihat dompet, dan memutuskan untuk membeli makanan. Dan setelah puas makan martabak, tiba-tiba seseorang pulang membawa spaghetti. Apa yang bisa lebih nikmat dari itu. Dan pusing berganti kenyang, lalu bersyukur lagi. Ya tuhan, mudah sekali apa yang harus kita lakukan. Namun sepertinya tidak bagi sebagian dari kita.

Mudah-mudahan cerita singkat saya, Anda baca dengan baik. Mungkin akan menghasilkan sesuatu. Terima kasih

Tuesday 8 June 2010

Sleeping With Ghost

Roh bergidik dari dalam alam
menggoda batin berpuncak kelabilan
lantunan melodi menggairahkan
mengalahkan nasehat sang bijak
lambaian tangan memanggil badan yang berat bagai mengangkat sebutir salju
tak ada iman yang tinggal bertahan
di seberang kabut semuanya berasal
tak bisa digambarkan sosoknya
tapi namanya adalah birahi
terjebak dalam kabut kesendirian yang tebal
mencari kebebasan dalam kepungan kabut
mencari pasangan di kesendirian, kekosongan
tatapannya sekejap menyulap alam
dan sesosok pasangan muncul
dalam sekejap mereka telanjang
mencium apa yang bisa dicium
memasukkan apa yang bisa dimasukkan
melakukan apa yang bisa dilakukan
bersama alam menyaksikan
rasanya sepertinya nikmat
melihat pohon apel yang berbuah besar dan merah
melelahkan
melihat rubah yang saling kejar
lalu pelukan terasa semakin lembek
cair
lalu hilang menjadi kabut
ketika mata terbangun dari pejaman
semua hilang
hanya memori yang menempel sebentar
dan sedikit cairan di kemaluan

Sampah

sampah semakin menyengat mata
baunya belum terlalu menyengat
tapi kehadirannya di pojok sana semakin membuat orang orang muak
sampah itu sebenarnya tidak ingin menjadi sampah
tapi sisa dalam kemasannya sudah habis
tak ada lagi orang yang peduli ketika membuangnya setelah memeganginya erat
dulu sampah itu bukan sampah
di timang timang sewaktu kecil
di pamer pamer penuh kebanggaan
karena mungkin mahal harganya
sampah itu semakin terpojok
dan terbawah ditumpukan
gelap
lembab
namanya sudah jelek
ditutup semua hidung ketika melewati mereka
dipalingkan semua mata tak sudi melihat
mungkin bisa lebih baik
mungkin bisa lebih buruk

Wednesday 2 June 2010

Tidurlah kalian. Kamu juga

"Tidaklah Kuciptakan malam untukmu melainkan agar kamu dapat beristirahat." Begitulah kutipan salah satu ayat dalam al-qur'an

Benar sekali. Karena pada malam hari, manusia merasa lelah. Menguap bagaikan suara yang hanya bisa didengar oleh mata - ketika dia tersayu-sayu dengan gemulai. Bicara meracau, dan seluruh tubuh menjadi lemas, seperti melihat hantu - Kata orang kita akan menjadi lemas. Mesin yang luar biasa yang diciptakan Tuhan. Ketika mesin tersebut butuh istirahat, dia tidak menjadi panas dan berasap. Dia lemas dan menguap. Dan tidurlah gadis cantik itu, begitu juga dengan pangeran tampan. Setelah mereka begitu lelah didera jantung yang berdegup membabi buta, hati yang berkelana, dan fisik yang saling bertukar keringat, napas, dan liur - karena begitu sibuk mereka pada pagi sampai sore hari. Dan aku tidak diberitahu

Di negri pulau, seorang anak juga tengah istirahat. Sebentar pulas, sebentar tidak. Karena nyamuk yang mengganggu. Nyamuk-nyamuk itu tidak menggigit, karena tidak ada darah yang bisa dihisap saat anak itu pulas. Saat si anak terbangun pun tidak ada orang lain disisinya. Tidak ada ibu yang menyelimuti, dan ayah yang mendengkur karena lelah bekerja. Dia hanya ditemani ukulele bersenar tiga disampingnya. Badan kurusnya membuatnya merasa sakit saat harus tidur hanya diatas sebuah kardus. Dan aku tidak diberitahu.

Jauh diatas si anak, ada seorang lelaki tua berumur kepala 6. Kulitnya mulai mengendur, jidadnya bertambah kerutan menjadi empat, dan kacamata nya, semakin tebal tiap tahun. Perutnya lebih besar dari keranjang sampah ruang kantor, yang hanya berisi kertas karena sang sekertaris selalu salah mengetik surat permohonan apalah. Perut lelaki itu juga sebenarnya berisi sampah. Siang itu dia baru saja mendapat 'bonus' karena berhasil membuat hakim daerah tersebut, tidak memperkarakan kasus kliennya yang jelas-jelas 'memainkan' dana pembangunan suatu jembatan, yang diberikan pemerintah. Alasan hakim, karena tidak cukup bukti. Karena siang itu dia mendapat 'bonus' dari kliennya, dia berpikir tidak ada salahnya dia bersenang-senang sedikit dengan hasil kerjanya. Botol minuman keras berbagai merek terkenal sudah bergeletakan sembarangan diatas permadani mahalnya bagaikan ranjau. Dan dia sudah tidur pulas sekali bersama lima orang wanita muda yang berpakaian seksi. Walaupun saat itu, tidak ada sehelai pakaian pun yang menempel ditubuh mereka. Aku tidak tahu apakah wanita-wanita muda tersebut adalah isterinya. Aku tidak diberitahu.


Kupikir Kau terlalu baik, Tuhan
Kau ciptakan malam untuk semua manusia
Sepasang kekasih
Miskin
Kaya
Orang baik
Orang jahat
Pemabuk
Pendeta semua agama
Untuk ku
Kau lebih lebih baik lagi
Kau ciptakan malam untuk ku berpikir juga
Introspeksi
Memutuskan apakah aku akan berdosa atau berpahala besok pagi
Tapi seorang gadis merusak malamku sedikit
Aku tak bisa beristirahat seperti seharusnya
Karena sebagian malam kuhabiskan otakku untuk memikirkannya
Sehingga rambutku semakin keriting
Memanggil namanya juga dia tidak akan mendengar
Karena dia putri tidur ku malam ini
Apakah dia memikirkanku?
Aku tidak diberitahu

Pemuda ini sekarat,bantulah dia

Dalam perjalanan menuju rumah sakit hantu dengan penyakit hantu menggerogoti fisik

Seorang pemuda berusaha mencari sang dokter yang tak jelas datangnya
Ditengah perjalanan,pemuda itu melihat banyak orang dg penyakit yang sama
Yang sembuh berbahagia.yang matipun ada
'bagaimana ini,dokternya tidak tahu siapa,bahkan rumah sakit pun belum terlihat,' keluh pemuda itu.
Pemuda itu tertidur dalam perjalanan.lama sekali.dan dia bermimpi terbang.lalu dia tertidur lagi.dia bermimpi lagi.dia mimpi dikurung diladang gersang.dan setiap ia tertidur dalam perjalanan,mimpi2 itu yg selalu datang.sehingga sesaat terasa begitu nyata
Tiba2 pemuda itu terbangun disebuah bangunan yg mirip rumah sakit,tapi bukan tempat yg ia ingin tuju,tapi semacam check point.tempat awal dimana orang2 yg dia lihat dalam perjalanan,mati atau sembuh.
Disana ia diberitahukan bahwa rumah sakit sudah pindah lebih jauh.begitu jg dg dokternya
Si pemuda lemas tak berkata2.hanya nada kecewa dan lelah yg sama diucapkan setiap orang.walaupun tidak dalam bentuk kata2.
Namun pemuda itu diberitahukan bahwa penyakitnya bisa ditunda untuk semakin menjalar keseluruh tubuh.yaitu dg cara tidur.karena waktu menyembuhkan apa saja

Mimpi yang selalu ia jumpai adalah dokter yg selalu memantaunya

Sebenarnya penyakit sesungguhnya adalah karena menunggu bertemu dokter tersebut

Dia tak kunjung bertemu dokter,karena dia orang miskin.dan dokter dan rumah sakitpun serasa seperti hantu.tak terjangkau...

Mutisme Elektif

Aku tidak mau pergi
Tapi ketika mendengar indahnya negri sebrang,aku ingin menjelajah

Aku tidak akan tidur
Tapi ketika kau menyanyikan nina bobo,aku pulas seperti bayi

Aku tidak butuh uang
Tapi ketika melihat mobil mewah lewat,atau sepatu bagus di etalase,aku berubah pikiran

Aku tidak mau mengingatmu malam ini
Tapi begitu kupejam mata,aku malah melihatmu dg jelas
Aku malah mendengarmu dg jelas

Lalu...

'SIAL' kataku

Wednesday 26 May 2010

Blood type prophecy

Secara umum darah manusia terbagi dalam golongan A, B, O, AB, dari empat golongan tersebut ternyata mempunyai keunikan masing-masing yang mempengaruhi karakter seseorang.

Di Jepang, ramalan tentang seseorang lebih ditentukan oleh golongan darah daripada zodiak atau shio. Kenapa?

Katanya, golongan darah itu ditentukan oleh protein-protein tertentu yang membangun semua sel di tubuh kita dan oleh karenanya juga menentukan psikologi kita.

Benar apa tidak? berikut penjelasan tentang golongan darah tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang


SIFAT SECARA UMUM


A = terorganisir, konsisten, jiwa kerja-sama tinggi, tapi selalu cemas (karena perfeksionis) yang kadang bikin orang mudah sebel, kecenderungan politik: "destra"

B = nyantai, easy going, bebas, dan paling menikmati hidup, kecenderungan politik: "sinistra"

O = berjiwa besar, supel, gak mau ngalah, alergi pada yang detil, kecenderungan politik: "centro"

AB = unik, nyleneh, banyak akal, berkepribadian ganda, kecenderungan politik


BERDASARKAN URUTAN


Yang paling gampang ngaret soal waktu
1 B (karena nyantai terus)
2 O (karena flamboyan)
3 AB (karena gampang ganti program)
4 A (karena gagal dalam disiplin)


Yang paling susah mentolerir kesalahan org :
1 A (karena perfeksionis dan narsismenya terlalu besar)
2 B (karena easy going tapi juga easy judging)
3 AB (karena asal beda)
4 O (easy judging tapi juga easy pardoning)


Yang paling bisa dipercaya :
1 A (karena konsisten dan taat hukum)
2 O (demi menjaga balance)
3 B (demi menjaga kenikmatan hidup)
4 AB (mudah ganti frame of reference)


Yang paling disukai untuk jadi teman :
1 O (orangnya sportif)
2 A (selalu on time dan persis)
3 AB (kreatif)
4 B (tergantung mood)


Kebalikannya, teman yang paling disebelin/tidak disukai:
1 B (egois, easy come easy go, maunya sendiri)
2 AB (double standard)
3 A (terlalu taat dan scrupulous)
4 O (sulit mengalah)


MENYANGKUT OTAK DAN KEMAMPUAN


Yang paling mudah kesasar/tersesat
1 B
2 A
3 O
4 AB


Yang paling banyak meraih medali di olimpiade olah raga:
1 O (jago olah raga)
2 A (persis dan matematis)
3 B (tak terpengaruh pressure dari sekitar. Hampir seluruh atlet judo, renang dan gulat jepang bergoldar B)
4 AB (alergi pada setiap jenis olah raga)


Yang paling banyak jadi direktur dan pemimpin
1 O (karena berjiwa leadership dan problem-solver)
2 A (karena berpribadi "minute" dan teliti)
3 B (karena sensitif dan mudah ambil keputusan)
4 AB (karena kreatif dan suka ambil resiko)

Yang jadi PM jepang rata2 bergolongan darah
1 O (berjiwa pemimpin)

Mahasiswa Tokyo Universita pada umumnya bergol darah : B

Yang paling gampang nabung :
1 A (suka menghitung bunga bank)
2 O (suka melihat prospek)
3 AB (menabung karena punya proyek)
4 B (baru menabung kalau punya uang banyak)


Yang paling kuat ingatannya
1 O
2 AB
3 A
4 B

Yang paling cocok jadi MC :
1 A (kaya planner berjalan)



MENYANGKUT KESEHATAN


Yang paling panjang umur :
1 O (gak gampang stress, antibodynya paling joss!)
2 A (hidup teratur)
3 B (mudah cari kompensasi stress)
4 AB (amburadul)

Yang paling gampang gendut
1 O (nafsu makan besar, makannya cepet lagi)
2 B (makannya lama, nambah terus, dan lagi suka makanan enak)
3 A (hanya makan apa yang ada di piring, terpengaruh program diet)
4 AB (Makan tergantung mood, mudah kena anoressia)


Paling gampang digigit nyamuk :
O (darahnya manis)

Yang paling gampang flu/demam/batuk/ pilek
1 A (lemah terhadap virus dan pernyakit menular)
2 AB (lemah thd hyangiene)
3 O (makan apa saja enak atau nggak enak)
4 B (makan, tidur nggak teratur)

Apa yang dibuat pada acara makan2 di sebuah pesta :
O (banyak ngambil protein hewani, pokoknya daging2an)

A (ngambil yang berimbang. 4 sehat 5 sempurna)

B (suka ambil makanan yang banyak kandungan airnya spt soup, soto, bakso dsb)
AB (hobby mencicipi semua masakan, "aji mumpung")

Yang paling cepat botak :
1 O
2 B
3 A
4 AB


Yang tidurnya paling nyenyak dan susah dibangunin :
1 B (tetap mendengkur meski ada Tsunami)
2 AB (jika lagi mood, sleeping is everything)
3 A (tidur harus 8 jam sehari, sesuai hukum)
4 O (baru tidur kalau benar2 capek dan membutuhkan)

Yang paling cepet tertidur
1 B (paling mudah ngantuk, bahkan sambil berdiripun bisa tertidur)
2 O (Kalau lagi capek dan gak ada kerjaan mudah ken ngantuk)
3 AB (tergantung kehendak)
4 A (tergantung aturan dan orario)


Penyakit yang mudah menyerang :
A (stress, majenun/linglung)
B (lemah terhadap virus influenza, paru-paru)
O (gangguan pencernaan dan mudah kena sakit perut)
AB (kanker dan serangan jantung, mudah kaget)


Apa yang perlu dianjurkan agar tetap sehat :
A (karena terlalu perfeksionis maka nyantailah sekali-kali, gak usah terlalu tegang dan serius)
B (karena terlalu susah berkonsentrasi, sekali-kali perlu serius sedikit, meditasi, main catur)
O (karena daya konsentrasi tinggi, maka perlu juga mengobrol santai, jalan-jalan)
AB (karena gampang capek, maka perlu cari kegiatan yang menyenangkan dan bikin lega).

Yang paling sering kecelakaan lalu lintas (berdasarkan data kepolisian)

1 A
2 B
3 O
4 AB


Sumber : Fandi Ardianto from Kaskus

Pungutan Liar 'Resmi'

Jakarta membatu pagi itu. Dia memang tak pernah pergi kemana-mana. Cuma manusianya yang bergerak. Ada yang bingung, percaya diri, nekat, dan kebas karena rutinitas. Pagi ini pun aku kebagian shift pagi untuk memulai hariku. Aku harus berada di bandara Soekarno-Hatta pukul sepuluh pagi. Sedikit waktu untuk bersiap-siap, namun aku berusaha mengerti bahwa manusia memang budak harta. Dan sepertinya aku termasuk didalamnya. Sekuat apapun penolakan yang kupikirkan. Jadi aku harus ke bandara. Karena disana aku akan mendatangi permintaan interview kerja dari salah satu maskapai penerbangan. Pilot jelas bukan posisi yang mereka butuhkan dariku. SIM motor saja tak punya, apalagi lisensi terbang. Posisinya Data Entry.

Bagaimanapun, aku berangkat dari rumah menuju terminal Kampung Rambutan, dan melanjutkan dengan bis tujuan Bandara, menurut info dari temanku, Silver. Dan disana, aku seperti bertanya kepada setiap orang dalam radius 10 meter.'Mas, kalau mau ke bandara, naik apa ya?' 'Mba, kalau mau ke bandara naik apa ya?' Padahal semua jawaban sama, 'Damri mas'. Sepertinya terminal itu bagaikan jalan menuju lembah keabadian, ada dua jalan menuju kesana. Jalan yang baik, dan jalan yang buruk. Dan sepertinya pada saat itu, aku mengambil jalan yang salah, sehingga harus berhadapan dengan seseorang. Dari kejauhan dia terlihat seperti petugas terminal pada umumnya. Berseragam. Dan gendut. Namun ternyata dia adalah monster yang harus kuhadapi sebelum menuju lembah keabadian.

Kita mulai bertatapan pada jarak 5 meter. Aku yakin dia tempatku bertanya terakhir. Dan sepertinya dia yakin aku adalah mangsa pertamanya pagi itu. Aku lalu bertanya. Dan bukan jawaban yang kudapat, malah pertanyaan lain yang ku ajukan - Ada apa ini? Aku kira dia petugas dan aku kan bertanya 'Bis ke bandara apa pak?' Dan jawabannya 'Masuk terminal, lima ratus.' WTF. 'Apaan lima ratus?!' Aku ke kanan, dia ke kanan. Aku ke kiri, dia ke kiri. Karena setelah dia berkata 'Masuk terminal, lima ratus,' lalu aku menjawab 'Apan lima ratus-lima ratus, gua mao ke bandara!' Dan permainan itu pun dimulai. Aku ke kiri, dia ke kiri. Aku ke kanan, dia ke kanan. Selagi kami 'bermain,' dia harus mengeluarkan kata-kata seperti 'lima ratus dulu masuk terminal, maen bandara-bandara aja!' Sambil terus menjagaku agar tidak masuk kedalam, karena dia akan kalah. Dan aku tidak boleh menggunakan jalan memutar untuk bisa masuk, karena akan kalah juga. Dan aku memutuskan untuk bermain sebentar. Namun matahari saat itu berperan sebagai ibuku. Yang selalu meyuruh anak-anaknya pulang dari bermain karena hari sudah maghrib. Namun ibuku yang satu ini menyuruhku segera berhenti bermain, dan segera menuju bis - dengan kilatan cahayanya. Lalu aku menuruti ibuku yang satu ini. Aku segera berhenti. Karena saat itu aku pikir menuju bandara lebih penting ketimbang lima ratus rupiah. Dengan terpaksa aku memberikan uang itu. Walaupun harga diri merasa kalah. Aku bisa saja membuat keributan disana. Mungkin dengan dorongan juga, keributan bisa tersulut. Begitu mudahnya. Namun logika saat itu memberi solusi terbaik. Lalu saat bis ku berangkat, dan melewati tempat tadi. Tebak, orang itu sudah pindah lokasi, karena ada petugas lain, yang menurutku lebih kredibel. Saat itulah aku tertawa. Beginilah banyak cara manusia menjadi budak harta. Mungkin keluarganya dirumah butuh makan.

Bagaimana solusi anda Pak?

Monday 24 May 2010

Merry my sweet heart

Merry my sweet heart,

Hi beautiful girl, I had a dream this morning. I finally dream of you. It's kind of dream in group. I have these two dreams that have no connection with you, but in the third dream you made all my dreams became spectacular. I was dreaming we were sit together in a trip bus. I didn't know where we're head to. We sit on two seat, but one of the other seat is half unoccupied because we were so close. I embrace you very hard, like we are one. You held my hands on your breast. And I didn't feel lust like I want to fuck you. Well I want, but not in that dream. I only feel love.

You play with my fingers, on your lips too. I feel the softest material. Your lips. Soft, and sticky in the inside. Like asking me to make it wet with mine. And then I ask a few questions, and you answer it all. I ask about your boy friend. You said some bad things about him, but you also said that you still like him. I didn't angry. I just listened. I didn't want to force you. The bizarre was, you never look at me when you're talking. But I know it was you. The yellow shirt, smooth hair, and small fingers, and this feeling. And I asked about your aspiration. You said that's a good question. While you answering, someone interrupt in front of us. He starts to talk, and we respond it politely. Cause this dream was a combination of three dreams. And the other dream was that bus is full of college mate. And I assume that he was a friend of us, and we were in one college too.

While I had that dream, and when you appear beside me ,I know it will be painful and wonderful as well. But I'm not ready to have such a heavenly dream in that morning. Im afraid if I decided to continued that dream, we would suddenly make love in Eden, or on a bed somewhere, and I could have a wet dream. Cause this day is Friday, and I will have a Friday pray in an hour. So I decided not to continue this dream.

Why you never look into my eyes? Are you afraid you will suddenly leave your boy friend when you look a giant love in my eyes? I will wait for you, Merry. Even if you are really don't know me, I know you are made for me. You are the perfection of god’s creation. Even though someday I probably break His creation, I will take care of His creation as hard as my will to make you mine. Have you ever dream of me Merry?



Gabriel, May 21st 2010






Edited by : Akbar Prakoso