Sunday, 20 June 2010

Mengintip Salah Satu Mekanisme Kerja Tuhan

Saya sore tadi menyadari salah satu mekanisme kerja tuhan. Sangat simpel sebenarnya. "Bersyukur."

Seperti kutipan firman Nya yang kurang lebih berbunyi "Bersyukurlah atas nikmat Ku, niscaya akan Ku tambah. Namun barang siapa mengingkari, sesungguhnya azab Ku sangat pedih."

Kita fokus pada kalimat pertama saja ("Bersyukurlah atas nikmat Ku, niscaya akan Ku tambah") saat ini.

Pada suatu siang saat saya pulang ke rumah dalam keadaan yang sedikit berantakan, karena belum makan. Saya akan sangat pusing jika telat makan, dan bila aktifitas tubuh, tidak menyesuaikan. Maksudnya saya beraktivitas layaknya seseorang yang kenyang makan, padahal tidak. Maka akan menyebabkan pusing. Saya hanya bisa berjalan-jalan pelan sambil mengerutkan alis dan terus mengeluh, karena ternyata rumah kosong penghuni dan suplai makanan. Sepasang roti tak bisa meredakan. Tidur bersama biografi kurt cobain, tak membantu. Akhirnya saya memaki semuanya. Apa saja. Terus merembet sampai saya putuskan usaha terakhir untuk memasak mie instant - meskipun sangat saya hindari. Emosional terus menyapu semua pikiran. Memaki individual, kelompok, suku, sampai kudapan yang menemani - hingga selesai.

Pada suatu sore, pada suatu moment yang datang setitik dan cepat, saya ingat inti kutipan itu. Tak ada salahnya mencoba. Kenapa harus terus memaki. Tidak akan muncul nasi. Tidak akan hilang pusing ini. Lalu saya lihat rejeki yang ada untuk hari ini. Sepertinya cukup untuk membeli martabak manis - kuputuskan dalam perjalanan untuk menstabilkan aliran darah ke otak ini. Mungkin bagi sebagian dari Anda, ini terlihat sangat biasa. Saya bisa saja langsung membeli makanan, tanpa harus diselingi dengan memaki, dan mengingat kutipan Al-qur'an. Mungkin inilah yang dinamakan jalan hidup, teman. Proses saya untuk memutuskan untuk membeli martabak adalah dengan memaki dan mengingat kutipan. Ini mekanisme saya. Dan mekanisme Tuhan adalah duduk melihat. Kita bersyukur disaat yang menurut kita cukup susah, lalu bersyukur, daripada memaki. Dan Tuhan memberikan solusi simpel - Seperti melihat dompet, dan memutuskan untuk membeli makanan. Dan setelah puas makan martabak, tiba-tiba seseorang pulang membawa spaghetti. Apa yang bisa lebih nikmat dari itu. Dan pusing berganti kenyang, lalu bersyukur lagi. Ya tuhan, mudah sekali apa yang harus kita lakukan. Namun sepertinya tidak bagi sebagian dari kita.

Mudah-mudahan cerita singkat saya, Anda baca dengan baik. Mungkin akan menghasilkan sesuatu. Terima kasih

No comments:

Post a Comment