Saturday, 17 November 2012

Warteg Filipino di San Francisco

"Mission" haah memang 'ngga ada matinye' soal makanan. Mission district sudah sangat tersohor dengan kulinernya. Hampir segala jenis makanan ada disini kemanapun kaki melangkah. Resto kali ini sudah lama aku dan Rani kunjungi namun baru di post sekarang. Biasa waktu awal-awal kuliah di Mission, hampir setiap kelas berakhir, kami selalu mencoba menjelajahi daerah ini sambil melihat-lihat makanan-makanan unik yang tersaji di pinggir jalan.

Kali itu kami berhenti di sebuah warteg "Kakabayan." Kalau kalian pikir ini ada hubungannya dengan tokoh "Kabayan" well sebenernya ngga ada, tapi ngga salah juga jika kita beranggapan seperti itu, karena itu yang kami pikir saat pertama kali melihat restoran kecil berupa warteg bertuliskan "Kakabayan" malah kami mengira itu benar-benar warteg orang Indonesia. Suasananya mirip sekali dengan warteg dengan beragam makanan yang dipajang di etalase kaca. Ditambah wajah si penjaga restoran tersebut sangat mirip dengan orang Indonesia. Dan ternyata itu adalah restoran Filipina. Pantas saja wajah mereka mirip dengan orang Indonesia. Dan dia juga mengira kami orang Filipina dan sempat menyapa kami dengan bahasa Filipina.

Makanan disana juga tidak beda jauh dari makanan Indonesia. Terdapat sate ayam yang besar (mereka juga menyebutnya satai), sayur nangka, dan yang membuat kami tertawa adalah mereka juga menjual "piscok" namun dengan nama yang berbeda. Saat melihat piscok itu dengan refleks kami langsung memesannya. harga piscok $1 untuk 2 piscok. Not bad lah. Beruntung kami mampir di Restoran Filipina tersebut karena selera rasa makanan 2 negara ini sangat mirip. Aku seperti makan makanan Indonesia dengan bumbu khasnya. Dibanding dengan makanan Thailand, makanan Filipina lebih pas di lidah. Kisaran harga untuk nasi dan 2 item juga tidak terlalu mahal - sekitar 6-7 Dollar.

Dan sekarang setiap pagi sebelum kelas, aku selalu mampir membeli piscok atau satai jika tidak sempat sarapan di apartemen.