Sunday, 27 July 2014

Tahun ke 5 Tulisan Malam Takbir

Mungkin karena sadar aku akan membuat tulisan di malam takbir, begitu banyak yang ingin kusampaikan selama bulan Ramadhan tahun ini. Tahun ke-5 aku masih bersedia meluangkan waktu untuk menengok blog yang terbengkalai ini. Tahun ke-5 aku menulis sesuatu setiap malam takbir.

Ramadhan tahun ini sangat banyak kekurangan yang masih terjadi. Tahun ini tapi yang paling berbeda adalah aku menjalaninya tanpa sosok seorang Bapak. Beliau pergi meninggalkan dunia ini beberapa bulan lalu. Kalau boleh jujur, tidak banyak kenangan yang aku miliki. Hubungan Bapak-Anak yang terjadi diantara kami bukanlah seperti kebanyakan orang. Kami sama-sama dingin. Keluargaku bukanlah keluarga extrovert. Kami tidak berbagi cerita tentang hari-hari kami saat berkumpul di malam hari. Tapi sedingin apapun hubungan itu, kehilangan orang tua akan selalu menjadi salah satu yang terberat dalam hidup.

Ramadhan tahun ini aku menghabiskannya di kantor baru. 1 Bulan lagi bertahan, kantor ini akan menjadi kantor terlama yang pernah aku dedikasikan waktu, tenaga, dan pikiranku di dalamnya. Ternyata 1 tahun tidak begitu lama. Namun disini cobaan bulan Ramadhan lebih berat dibanding di kantor lamaku. Disini adalah tempat untuk bekerja, bukan mencari teman akrab. Mereka tidak akan repot-repot memikirkan perasaanmu. Pure Professional. Namun bukan berarti aku tidak mempunyai teman. Aku hanya tidak masalah dengan lingkungan seperti ini. Namun beberapa hari saat Minggu-minggu akhir bulan puasa, seakan-akan ada orang-orang yang diutus untuk melatih kesabaranku - dalam hal emosi dan syahwat. Tahun ini hawa nafsuku seakan kembali labil.

Hal baiknya, kantorku yang sekarang sangat toleran terhadap waktu. Aku lebih sering menghabiskan waktu Dzuhur dan Ashar di Masjid bersama beberapa teman kantor (Kan... aku punya teman) Aku mulai perlahan-lahan Sholat sunnah, dan melakukan amalan-amalan yang sangat kecil. Semoga ini melatih untuk terbiasa kedepannya.

Semoga semakin diberikan kemudahaan dalam beribadah, diberi rizki yang halal dan cukup, dan yang pasti dipertemukan di Ramadhan berikutnya, agar tulisan seperti ini selalu menghiasi blog-ku yang kurang terawat. Selamat Lebaran.