Ini adalah kisah bersatunya dua kerajaan yang saling bertentangan. Dua kerajaan dengan ideologi yang berbeda. Namun semua orang memiliki pikirannya masing-masing. Bagi pangeran Khorshid dan puteri Savvinsi, perjalanan hidup mereka tidak ditentukan oleh aturan kerajaan, seperti hati yang tidak bisa dikekang. Bertahun-tahun mereka memperjuangkan hubungan mereka, hingga nyaris membuat dua kerajaan saling berperang.
Seiring hubungan mereka yang semakin dewasa, mereka sadar pernikahan tidak akan terjadi di antara mereka. Dua kerajaan yang berdiri begitu lama tidak akan bisa dipersatukan oleh dua orang. Kebudayaan dan adat melekat sekeras cangkang mutiara. Pangeran Khorshid dan puteri Savvinsi tidak pernah bertemu lagi.
Suatu malam, pangeran Khorshid bermimpi mendaki gunung Damavand dalam sehari, dan turun dalam sehari juga. Kemudian pangeran Khorshid masuk ke sebuah lumbung. Disana terdapat banyak orang yang beristirahat. Di dalam kerumunan orang, pangeran Khorshid bertemu dengan teman-temannya, dan puteri Savvinsi juga berada di sana - di dalam mimpinya.
Pangeran Khorshid bercerita tentang pengalaman mendakinya. Puteri Savvinsi tiba-tiba mengenakan burka untuk menutup hampir seluruh tubuhnya. Namun puteri Savvinsi begitu aktif seperti anak kecil yang kegirangan. Dia bergerak begitu bebas hingga hampir memperlihatkan auratnya dari balik burkanya. Pangeran Khorshid berusaha menghentikan puteri Savvinsi agar burkanya tidak tersingkap.
Pangeran Khorshid kemudian membawa puteri Savvinsi pergi. Lagi-lagi dia dikejutkan oleh sang puteri yang minum dan mencuci muka dengan mata air suci kerajaan pangeran Khorshid. Tidak ada orang yang minum atau mencuci muka dari mata air Ghuslu kecuali dia adalah bagian dari kerajaan Musluzik. Puteri Savvinsi hanya tersenyum.
Pangeran Khorshid terbangun dan menceritakan mimpinya kepada guru spiritualnya. Oleh guru spiritualnya, ia diperintahkan saat itu juga untuk menghancurkan ego dan janji yang telah diikrarkan mereka untuk tidak pernah bertemu lagi. "Tuhan mungkin akan membuat kejutan untuk kalian, dan kerajaan ini. Jika sang puteri memiliki mimpi yang hampir sama, bawalah ia ke gunung Damavand tempat pangeran bermimpi. Kalian mungkin akan menemukan jawaban dari mimpi kalian." Seru sang guru spiritual.
Pergilah pangeran Khorshid menemui puteri Savvinsi. Bertahun-tahun tak saling memandang, ada perasaan aneh yang timbul. Rasa cinta mereka tak berkurang sedikitpun. Puteri Savvinsi beberapa hari lalu bermimpi didatangi pangeran Khorshid. Pangeran Khorshid berusaha menjinakkan kuda Palio, Legenda kuda paling liar milik kerajaan puteri Savvinsi. Tidak ada seorang pun yang bisa menjinakkan dan menunggangi kuda Palio, kecuali dia adalah ksatria berdarah Sesiter.
Pangeran Khorshid bergelut dengan kuda Palio, dan akhirnya berhasil menjinakkan dan menunggangi kuda tersebut dengan disaksikan seluruh keluarga puteri Savvinsi. Kemudian ibu dari puteri Savvinsi memberikan tali kekang dan pelana kepada pangeran Khorshid. Pangeran Khorshid membawa puteri Savvinsi berkuda meninggalkan kerajaannya. Menuju ke pegunungan.
Pangeran Khorsid dan puteri Savvinsi terkejut mendengan cerita masing-masing. Pangeran Khorsid segera mamaksa puteri Savvinsi pergi bersamanya ke gunung Damavand untuk mencari jawabannya.
Di gunung Damavand tidak terdapat jawaban apa-apa selain suara angin dingin. Gunung yang bersalju hanya semakin menusuk tulang-tulang seiring dengan semakin lambatnya langkah mereka. Tidak ada jawaban apa-apa. Namun mereka belum mengetahui pada saat itu, bahwa jawabannya sudah ada di depan mata mereka. Jawabannya adalah pangeran Khorshid dan puteri Savvinsi. Jawabannya adalah tangan yang kembali bergandengan, dua pasang mata yang kembali bertatapan saling memuaskan, dua hati yang dulu tersakiti, namun sekarang saling mengobati.
Konon menurut cerita, puteri Savvinsi melamar pangeran Khorshid. Bukan dengan cara melamar seperti yang kita ketahui. Tapi dengan cara mengatakan mau mengikuti pangeran Khorshid kemanapun. Lalu dengan ucapan itu, pangeran Khorshid yang meminta agar puteri Savvinsi menjadi istri-nya (melamar yang kita ketahui) dengan bunga lily merah turki yang sangat langka. Merekapun kembali ke kerajaan Musluzik.
Pangeran Khorshid bercerita tentang pengalaman mendakinya. Puteri Savvinsi tiba-tiba mengenakan burka untuk menutup hampir seluruh tubuhnya. Namun puteri Savvinsi begitu aktif seperti anak kecil yang kegirangan. Dia bergerak begitu bebas hingga hampir memperlihatkan auratnya dari balik burkanya. Pangeran Khorshid berusaha menghentikan puteri Savvinsi agar burkanya tidak tersingkap.
Pangeran Khorshid kemudian membawa puteri Savvinsi pergi. Lagi-lagi dia dikejutkan oleh sang puteri yang minum dan mencuci muka dengan mata air suci kerajaan pangeran Khorshid. Tidak ada orang yang minum atau mencuci muka dari mata air Ghuslu kecuali dia adalah bagian dari kerajaan Musluzik. Puteri Savvinsi hanya tersenyum.
Pangeran Khorshid terbangun dan menceritakan mimpinya kepada guru spiritualnya. Oleh guru spiritualnya, ia diperintahkan saat itu juga untuk menghancurkan ego dan janji yang telah diikrarkan mereka untuk tidak pernah bertemu lagi. "Tuhan mungkin akan membuat kejutan untuk kalian, dan kerajaan ini. Jika sang puteri memiliki mimpi yang hampir sama, bawalah ia ke gunung Damavand tempat pangeran bermimpi. Kalian mungkin akan menemukan jawaban dari mimpi kalian." Seru sang guru spiritual.
Pergilah pangeran Khorshid menemui puteri Savvinsi. Bertahun-tahun tak saling memandang, ada perasaan aneh yang timbul. Rasa cinta mereka tak berkurang sedikitpun. Puteri Savvinsi beberapa hari lalu bermimpi didatangi pangeran Khorshid. Pangeran Khorshid berusaha menjinakkan kuda Palio, Legenda kuda paling liar milik kerajaan puteri Savvinsi. Tidak ada seorang pun yang bisa menjinakkan dan menunggangi kuda Palio, kecuali dia adalah ksatria berdarah Sesiter.
Pangeran Khorshid bergelut dengan kuda Palio, dan akhirnya berhasil menjinakkan dan menunggangi kuda tersebut dengan disaksikan seluruh keluarga puteri Savvinsi. Kemudian ibu dari puteri Savvinsi memberikan tali kekang dan pelana kepada pangeran Khorshid. Pangeran Khorshid membawa puteri Savvinsi berkuda meninggalkan kerajaannya. Menuju ke pegunungan.
Pangeran Khorsid dan puteri Savvinsi terkejut mendengan cerita masing-masing. Pangeran Khorsid segera mamaksa puteri Savvinsi pergi bersamanya ke gunung Damavand untuk mencari jawabannya.
Di gunung Damavand tidak terdapat jawaban apa-apa selain suara angin dingin. Gunung yang bersalju hanya semakin menusuk tulang-tulang seiring dengan semakin lambatnya langkah mereka. Tidak ada jawaban apa-apa. Namun mereka belum mengetahui pada saat itu, bahwa jawabannya sudah ada di depan mata mereka. Jawabannya adalah pangeran Khorshid dan puteri Savvinsi. Jawabannya adalah tangan yang kembali bergandengan, dua pasang mata yang kembali bertatapan saling memuaskan, dua hati yang dulu tersakiti, namun sekarang saling mengobati.
Konon menurut cerita, puteri Savvinsi melamar pangeran Khorshid. Bukan dengan cara melamar seperti yang kita ketahui. Tapi dengan cara mengatakan mau mengikuti pangeran Khorshid kemanapun. Lalu dengan ucapan itu, pangeran Khorshid yang meminta agar puteri Savvinsi menjadi istri-nya (melamar yang kita ketahui) dengan bunga lily merah turki yang sangat langka. Merekapun kembali ke kerajaan Musluzik.
Sebelum pangeran Khorsid dan puteri Savvinsi resmi menikah, ini adalah perkataan mereka kepada pasangan masing-masing:
"ksatriaku, pada hari ini aku akan tunduk kepadamu sebagai istrimu.
pedangmu, dan seluruh keluargamu menjadi saksi.pada hari ini aku bersedia meninggalkan kerajaan hatiku, dan masuk ke dalam kerajaan hatimu sebagai seorang permaisuri yang lugu.
bimbinglah aku agar senantiasa berada di sisimu dalam keadaan susah dan senang.
ksatriaku, pada hari ini aku bukan lagi milikku.
aku adalah milikmu.
maka jagalah aku bagaikan permatamu yang paling berharga.
aku berjanji di hadapan pedangmu, dan keluargamu, akan selalu menempatkan dirimu diatas segalanya.
aku akan merawatmu bagaikan seorang anak perempuan merawat boneka kesayangannya.
aku akan menyayangimu bagaikan seekor kuda yang disayang oleh majikannya.
pada hari ini, aku adalah istrimu.
tuhan menurunkan hidayahnya
kepadamu melalui aku.
hari ini, aku tidak hanya suamimu. aku ayahmu, saudara laki-laki
ayahmu, saudara kandung laki-lakimu, temanmu, imammu.
disaksikan pedang ini, dan keluargaku, aku meminta izin tuhan untuk
mengemban tanggung jawab ini.
aku memilihmu. disaksikan pedang ini, dan keluargaku, aku meminta izin tuhan untuk
mengemban tanggung jawab ini.
bukan wanita dari kerajaanku, yang kerupawanannya tidak ada
tandingannya.
tapi untuk apa sekedar kecantikan?
hati dan pikiranku adalah lautan.
kerupawanan hanya akan bertahan sebentar melawan ombak dan
badai ambisi dan emosiku.
kau laksana kapten kapal yang piawai.
badai ambisi dan emosiku.
kau laksana kapten kapal yang piawai.
kau pernah tunduk kepada badai.
sekarang kapalmu-lah yang menguasai lautan hatiku.
bukan dengan kecantikan.
bukan dengan kecantikan.
istriku, aku akan membimbingmu perlahan.
seperti seorang guru yang membimbing muridnya dengan sabar.
hanya tuhan yang tahu bagaimana membalasnya.
hari ini akan kupatahkan pedangku.
karena kekuatanku bukan lagi dari
kuatnya tebasan pedangku.
kekuatanku datang dari cintamu."