Saturday, 3 September 2016

Duet

Ikatan batin diantara mereka semakin redup. Hubungan yang terjalin semakin mengendur. Semua ini bukan diakibatkan oleh mereka yang tidak pernah berlatih balet lagi, seperti yang selalu mereka lakukan setiap hari api di menara waktu berubah menjadi ungu, melainkan akibat godaan yang semakin kuat menyerang mereka. Amazon semakin dipuja wanita. Tiap keringat yang mengalir di dadanya yang telanjang di atas panggung adalah candu mematikan yang membuat semua wanita mabuk. Sedangkan pada Olive, karismanya tidak terbendung lagi. Setiap lekuk tubuh dan gairahnya saat menari membuatnya ratu yang dipuja semua orang. Perkataannya adalah titah saat ketenarannya dimanfaatkan para pencari keuntungan dagang. Amazon merasakan hal ini, begitupun dengan Olive. Namun mereka tidak mengetahui perasaan masing-masing. Kini mereka sibuk kembali tenggelam dalam kesenangan sementara. Akankah mereka kembali mengguncang dunia? Memberikan esensi kehidupan yang mereka yakini bersama?

Tuesday, 2 August 2016

Sedekat Bersin

Saya dapat cerita ini dari status FB yang di share salah satu teman. Kebaikan harus disebarkan

SEDEKAT BERSIN
@salimafillah

Dalam sebuah perjalanan kereta api dari Jakarta ke Yogyakarta, seorang pemuda bersin di kursinya. Diapun bertahmid, “Alhamdulillah.”

Dari seberang tempat duduknya terdengar suara lirih namun tegas, “Yarhamukallah.”

Maka diapun menjawab, “Yahdikumullah, wa yushlihu baalakum”, lalu menoleh. Yang dia lihat adalah jilbab putih, yang wajahnya menghadap ke jendela.

Harap diketahui bahwa ini adalah tahun 1980-an. Jilbab adalah permata firdaus digersangnya dakwah, dan ucapan “Yarhamukallah” adalah ilmu yang masih jarang diamalkan. Keduanya terasa surgawi.

Maka bergegas, disobeknya kertas dari buku agenda dan diambilnya pena dari tasnya. Disodorkannya pada muslimah itu.

“Dik”, ujarnya, “Tolong tulis nama Bapak Anda dan alamat lengkapnya.”

Gadis itu terkejut. “Buat apa?”, tanyanya dengan wajah pias lagi khawatir.

“Saya ingin menyambung ukhuwah & thalabul ‘ilmi kepada beliau”, ujar sang pemuda. “Amat bersyukur jika bisa belajar dari beliau bagaimana mendidik putra-putri jadi Shalih dan Shalihah.”

Masih ragu, gadis itupun menuliskan sebuah nama & alamat. “Kalau ada denahnya lebih baik”, sergah si pemuda.

Beberapa hari kemudian, pemuda itu mendatangi alamat yang tertulis di kertas. Diketuk pintunya, dia ucapkan salam. Seorang bapak berwajah teduh dan bersahaja menyambutnya.

Setelah disilakan duduk, sang bapak bertanya, “Anak ini siapa dan ada perlu apa?”

Dia perkenalkan dirinya, lalu dia berkata, “Maksud saya kemari; pertama nawaituz ziyarah libina-il ukhuwah. Saya ingin, semoga dapat bersaudara dengan orang-orang Shalih sampai ke surga.”

“Yang kedua”, sambungnya, “Niat saya adalah thalabul ‘ilmi. Semoga saya dapat belajar pada Bapak bagaimana mendidik anak jadi Shalih dan Shalihah.”

“Yang ketiga”, di kalimat ini dia agak gemetar, “Jika memungkinkan bagi saya belajar langsung tentang itu di bawah bimbingan Bapak dengan menjadi bagian keluarga ini, saya sangat bersyukur. Maka dengan ini, saya beranikan diri melamar putri Bapak.”

“Lho Nak”, ujar si Bapak, “Putri saya yang mana yang mau Anak lamar? Anak perempuan saya jumlahnya ada 5 itu?”

“Bismillah. Saya serahkan pada Bapak, mana yang Bapak ridhakan untuk saya. Saya serahkan urusan ini kepada Allah dan kepada Bapak. Sebab saya yakin, husnuzhzhan saya, bapak sebagai orang Shalih, juga memiliki putri-putri yang semuanya Shalihah.”

“Lho ya jangan begitu. Lha anak saya yang sudah Sampeyan kenal yang mana?”

“Belum ada Pak”, pemuda itu nyengir.

Orangtua itu geleng-geleng kepala sambil tersenyum bijak. “Sebentar Nak”, kata si Bapak. “Lha Anda bisa sampai ke sini, tiba-tiba melamar anak saya itu ceritanya bagaimana?”

Pemuda itupun menceritakan kisah perjumpaannya dengan putri sang Bapak di Kereta. Lengkap dan gamblang. Sang bapak mengangguk-angguk.

“Ya kalau begitu”, ujar beliau, “Karena yang sudah Sampeyan nazhar (lihat) adalah anak saya yang itu; bagaimana kalau saya tanyakan padanya kesanggupannya; apakah anak juga ridha padanya?”

Pemuda itu mengangguk dengan tersipu malu. Singkat cerita, hari itu juga mereka diakadkan, dengan memanggil tetangga kanan-kiri tuk jadi saksi.

Maharnya?

Pena yang dipakai pemuda itu meminta alamat sang Bapak pada gadis di kereta yang akhirnya jadi istrinya, ditambah beberapa lembar rupiah yang ada di dompetnya.

Hingga kini mereka dikaruniai 6 putra-putri.  Satu putra telah wafat karena sakit setelah mengkhatamkan hafalan Qurannya. Lima yang lain, semua juga menjadi para pemikul Al Quran. Pasangan yang tak lagi muda itu, masih suka saling menggoda hingga kini. Itu tak lain, karena sang suami memang berpembawaan lucu.

“Salim”, ujarnya pada suatu hari, “Bibi’mu ini lho, cuma saya bersini saja jadi istri. Lha coba kalau saya batuk, jadi apa dia!”

Saya terkekeh. Dan lebih terbahak ketika bibi saya itu mencubit perut samping suaminya. “Kalau batuk”, ujar Hafizhah Qiraat Sab’ah ini, ingin bercanda tapi tak dapat menahan tawanya sendiri, “Mungkin beliau jadi sopir saya!”

Anda semua tak perlu jadi suka pura-pura bersin di angkutan umum setelah membaca cerita ini. Anda hanya perlu segera mendatangi Ayah seorang gadis, ketika tanda keshalihannya nyata. Selamat bersin. Eh, selamat berjuang.

Tuesday, 5 July 2016

Dari Yang Menjaga Diri

Hai, kau yang berjalan sendiri, kemarilah!
Hendak kemanakah dirimu?
Aku pun akan segera pergi dari sini, namun aku ingin melihatmu dulu sebentar lagi.
Temani aku merenung malam ini.
Masih adakah orang yang tertarik untuk bersama-sama tidak melakukan sesuatu?
Pikiranku terbuka seluas pandangan mata yang menatap langit senja dari atas gunung.
Tanpa halangan, menerima rahasia langit dari Tuhan.
Mengkhayalkan kumpulan awan.
Kadang aku berpikir ada rumah-rumah di atasnya.
Bagaimana rasanya tinggal di sana?
Engkau tidak salah! Memang ada sesuatu di balik awan. Lebih banyak lagi dibalik langit.
Aku sering berkunjung.
Namun kali ini aku ada di sini.
Berjalan di depanmu seakan-akan hendak pergi.
Padahal akulah yang sangat ingin berada di sini.
Menemanimu merenung tentang hari ini.
Apa yang sudah engkau lakukan?
Entahlah
Aku pernah berada sangat tinggi.
Aku pernah berada sangat rendah.
Aku pernah berdiam diri seperti emas.
Aku juga pernah berenergi buas tak bermanfaat.
Tapi kalau boleh jujur aku lebih menyukai malam ini dibanding malam sebelumnya.
Malam ini lebih tenang.
Mungkin hati engkau yang lebih tenang.
Malam sebelumnya terlalu banyak hal.
Terlalu banyak.
Aku senang engkau bisa merubah semua ini.
Tapi aku takut tidak mampu mempertahankannya.
Akhir-akhir ini aku semakin rapuh kala sendiri.
Mungkinkah aku bisa mendapatkan seorang sahabat?
Menurutmu bagaimana? Apakah aku bisa?
Aku pun tidak mengetahui. Tapi aku berharap semoga apa yang selama ini engkau pikirkan, adalah sebuah petunjuk dari Tuhan.
Jika tidak, bersabarlah.
Mungkin engkau masih belum pantas.
Ketahuilah, sesulit apapun yang engkau rasakan, aku akan selalu mendukungmu.
Aku tidak mau berdoa lagi.
Berdoa dengan memaksa.
Doa yang didorong oleh hawa nafsu.
Doaku selalu aku sembunyikan.
Semoga Tuhanmu tahu kalau aku malu.
Oh Dia Maha mengetahui.
Baiklah aku sebenarnya ingin menjabat tangan engkau dan mengucapkan selamat.
Tapi aku berharap sekali engkau bisa menemuiku lebih sering di kemudian hari.
Aku akan selalu berusaha menjadi lebih baik.
Siapakah dirimu wahai yang berjalan sendiri?
Akankah aku menemuimu lagi wahai yang hendak pergi?

Aku adalah engkau, saat dirimu ingin dimengerti.
Aku adalah sholat sunahmu yang engkau mulai geluti dengan segan.
Aku adalah sujudmu, ketika engkau berusaha membuatnya sempurna.
Aku adalah perempuanmu, yang akan kau bimbing di jalan Tuhan di dunia dan Isteri mu kelak di akhirat.
Aku adalah aliran air matamu saat engkau berdoa, yang kembali meresap ke dalam pori-pori, yang terhapus baju atau tanganmu, yang menguap ketika kau biarkan dia jatuh.
Aku adalah syahwatmu yang tidak kau jaga.
Aku adalah kesabaranmu yang sangat sedikit kau pelihara.
Aku adalah pikiran burukmu terhadap sesuatu.
Aku adalah Tarawihmu yang kau bergembira karena behasil mengejarnya.
Aku adalah embusan napasmu yang dirasakan tanganmu karena begitu dekat kau berdoa.
Aku adalah setiap kata yang keluar dari mulutmu saat kau melantunkan ayat Al-Qur'an.
Aku adalah doa khatam-mu, dan awalan Al-qur'an yang kau mulai lagi.
Aku adalah rasa malasmu, saat memasuki akhir-akhir Ramadan.
Aku adalah puasamu yang hanya Allah yang Maha mengetahui.
Aku adalah Ramadanmu. 

Kau adalah kegembiraan diantara begitu banyak kesedihan.
Kau adalah kesedihan yang kurindukan. Kesedihan yang sebenarnya.
Selamat jalan. Semoga kita bisa bertemu lagi.

Saturday, 2 July 2016

Tips To Get Good Service Out Of Your Car Repair Company



Knowing what to do in auto repairs doesn't just come naturally. You must make your own guide utilizing your acquired knowledge. It may be nerve wracking to think about car repairs. However, you may use these guidelines to help you.

Always keep and eye around the radiator to make sure that it is actually full. Simply run the engine a few minutes and then cut the engine and lift the hood. Do not open the radiator if the car is running. Make use of dipstick to check on fluid levels and mix water with coolant in front of pouring it in.

Each time your old car or new car is repaired, despite why it is, keep a record from the repair. When the car has other issues later, it will also help the tech see its past records. If you lack such records, you may find yourself paying more income for diagnostic work.

Do a web-based search of reviews about your local automotive repair shop. These reviews will let you know of the company's quality, customer support satisfaction rates, etc. After that you can use that information to pick out a shop that one could feel at ease giving your hard earned money to.

Be aware of signs that the mechanic isn't really good. For those who have trouble getting a straight answer away from them, (or if perhaps, worse, they refuse to answer questions to your satisfaction) they probably aren't the kind of people you wish to work with. Since it is very important trust the one who is restoring your car, don't hesitate to search elsewhere for a person to fix your vehicle.

Try to self-diagnose before going to a garage. This can help save a lot of money over time by preventing from being taken benefit of by an unscrupulous mechanic. Unfortunately, some shops are under honest when diagnosing issues.

Assemble repair tools while keeping them inside your car, which means you are prepared constantly. Your vehicle probably was included with what you should change a tire. A good lug wrench and jack are key. Then have a screwdriver kit, socket wrench kit, ratchet set, torque wrench and adjustable wrench, too. Don't buy inexpensive tools. Instead, you must obtain solid tools that don't break whenever you really need them.

Bear in mind when you need to have the oil changed inside your car. You can put yourself in danger unless you buy your oil changed regularly. Your car is not going to last provided that it ought to as soon as the oil is not regularly changed, so be sure you have some type of reminder.

You don't necessarily need to go to your auto dealer to have work done. You can find good mechanics around that will fix your car. If you realise one you enjoy, you must hire him.

With one of these tips, you should have a much higher possibility of a smooth experience the next time your automobile stops working. With all the right information, you can enjoy better luck with auto repairs. Because of the tips relayed in this post, you'll be capable of take control of the situation next time your car or truck needs work.

Tuesday, 3 May 2016

Hari Sebelas Imajinasi

Hari ke sebelas
.
.
.
.
.
Jika aku boleh berimajinasi tentang sebelas hari berikutnya

Lalu satu hari berikutnya lagi ketika kita akhirnya bertemu

Menyicipi rasa asing diantara ruang pribadi yang akan kau isi lagi

Akankah dirimu mau mengalahkan segala ego?

Ataukah aku dan imajinasiku lagi yang mesti membenahi semuanya?

Tidakkah kau merasa iba?

Di hari kesebelas,
lalu satu hari lagi

Gerbang menuju perjalanan kita terbuka lebih lebar lagi

Dirimu memenuhi imajinasi

Saat kita saling mengerti

Semua hanya imajinasi

Tak bisa aku mengatakannya nanti pasti

Aku mungkin sudah tidak ada di hati lagi

Buat apa aku berimajinasi?

Sakit!!!

Sakit yang aneh!

Rasa apa ini?

Dosa-dosamu teraduk jadi satu dengan kenangan

Apakah aku tidak pernah bosan?

Tapi

Rasamu beda

Bukan fisik cantik

Model majalah dewasa bisa mengalahkanmu dalam sedetik

Kau sayang, seperti simbol ketundukan yang memberontak

Ketidakpedulian yang memperhatikan dari jauh

Dan aku tidak bisa hanya berimajinasi
Aku harus beraksi

Tapi aku sakit hati

Ada dia! Kau menyimpan hati!

Kenapa tidak selesaikan masalah kita?

Hanya sebelas hari
Lalu satu hari lagi

Aku ingin bertahan dengan sisa imajinasi
Kalau kau punya barang sedikit saja

Saturday, 16 January 2016

pertaruhan malam

hari ini saya resign dari kantor tempat paling lama saya bekerja

malam ini saya kembali merenungkan berjalannya hubungan saya

malam ini saya merenungkan kapasitas saya sebagai seorang calon pemimpin rumah tangga. saya bahkan tidak mampu menyuruhnya bertindak lbh baik tanpa membuatnya menangis.

malam ini johan sebastian bach - menyayat hati saya dengan Air on G (string) dengan sangat dalam

malam ini saya kembali memikirkan keputusan saya. benar atau salah langkah yang saya ambil

malam ini mungkin separuh hidup saya pertaruhkan

pada akhirnya saya kembali mengakui bahwa saya hanya seorang hamba

semoga Allah membimbing saya ke jalan yang lebih baik. sekarang saya mungkin sedang menginjak bebatuan jalan kasar untuk menuju jalan lurus yang mulus

Saturday, 9 January 2016

pikiran yg tidak bisa keluar

banyak hal yg datang di malam hari, hanya bisa terpikirkan olehku

mereka tidak bisa dikeluarkan lewat tulisan, untuk mengingatkan

mau menunggu sampai kapan?
apakah termaafkan?