Tuesday, 3 May 2016

Hari Sebelas Imajinasi

Hari ke sebelas
.
.
.
.
.
Jika aku boleh berimajinasi tentang sebelas hari berikutnya

Lalu satu hari berikutnya lagi ketika kita akhirnya bertemu

Menyicipi rasa asing diantara ruang pribadi yang akan kau isi lagi

Akankah dirimu mau mengalahkan segala ego?

Ataukah aku dan imajinasiku lagi yang mesti membenahi semuanya?

Tidakkah kau merasa iba?

Di hari kesebelas,
lalu satu hari lagi

Gerbang menuju perjalanan kita terbuka lebih lebar lagi

Dirimu memenuhi imajinasi

Saat kita saling mengerti

Semua hanya imajinasi

Tak bisa aku mengatakannya nanti pasti

Aku mungkin sudah tidak ada di hati lagi

Buat apa aku berimajinasi?

Sakit!!!

Sakit yang aneh!

Rasa apa ini?

Dosa-dosamu teraduk jadi satu dengan kenangan

Apakah aku tidak pernah bosan?

Tapi

Rasamu beda

Bukan fisik cantik

Model majalah dewasa bisa mengalahkanmu dalam sedetik

Kau sayang, seperti simbol ketundukan yang memberontak

Ketidakpedulian yang memperhatikan dari jauh

Dan aku tidak bisa hanya berimajinasi
Aku harus beraksi

Tapi aku sakit hati

Ada dia! Kau menyimpan hati!

Kenapa tidak selesaikan masalah kita?

Hanya sebelas hari
Lalu satu hari lagi

Aku ingin bertahan dengan sisa imajinasi
Kalau kau punya barang sedikit saja