Hari ke sebelas
.
.
.
.
.
Jika aku boleh berimajinasi tentang sebelas hari berikutnya
Lalu satu hari berikutnya lagi ketika kita akhirnya bertemu
Menyicipi rasa asing diantara ruang pribadi yang akan kau isi lagi
Akankah dirimu mau mengalahkan segala ego?
Ataukah aku dan imajinasiku lagi yang mesti membenahi semuanya?
Tidakkah kau merasa iba?
Di hari kesebelas,
lalu satu hari lagi
Gerbang menuju perjalanan kita terbuka lebih lebar lagi
Dirimu memenuhi imajinasi
Saat kita saling mengerti
Semua hanya imajinasi
Tak bisa aku mengatakannya nanti pasti
Aku mungkin sudah tidak ada di hati lagi
Buat apa aku berimajinasi?
Sakit!!!
Sakit yang aneh!
Rasa apa ini?
Dosa-dosamu teraduk jadi satu dengan kenangan
Apakah aku tidak pernah bosan?
Tapi
Rasamu beda
Bukan fisik cantik
Model majalah dewasa bisa mengalahkanmu dalam sedetik
Kau sayang, seperti simbol ketundukan yang memberontak
Ketidakpedulian yang memperhatikan dari jauh
Dan aku tidak bisa hanya berimajinasi
Aku harus beraksi
Tapi aku sakit hati
Ada dia! Kau menyimpan hati!
Kenapa tidak selesaikan masalah kita?
Hanya sebelas hari
Lalu satu hari lagi
Aku ingin bertahan dengan sisa imajinasi
Kalau kau punya barang sedikit saja