Monday, 30 August 2010

Anak Dari Musuhku

Perjalanan setitik mani

Dimulai setelah tegukan arak terakhir

Tak peduli akan panasnya persaingan dan pembunuhan

Gedung-gedung terbakar

Melantunkan pelan nada gairah

Air mata pengemis lapar sudah kering

Tersapu angin kencang peluru tajam

Saat ruh ditiup dari langit

Meluncur turun kedalam rahim

Genderang perang masih menyibukkan malam

Cabang bayi tak bisa berlari dari peluru

Begitupun sang ibu,

Yang kokoh berdiri

Belum ada harapan

Hanya sebuah nama ketika bayinya lahir

Yang berarti 'harapan'

Perbuatannya lah yang haram

Tapi bayi ini tetap sesuci embun pagi

No comments:

Post a Comment