Perjalanan setitik mani
Dimulai setelah tegukan arak terakhir
Tak peduli akan panasnya persaingan dan pembunuhan
Gedung-gedung terbakar
Melantunkan pelan nada gairah
Air mata pengemis lapar sudah kering
Tersapu angin kencang peluru tajam
Saat ruh ditiup dari langit
Meluncur turun kedalam rahim
Genderang perang masih menyibukkan malam
Cabang bayi tak bisa berlari dari peluru
Begitupun sang ibu,
Yang kokoh berdiri
Belum ada harapan
Hanya sebuah nama ketika bayinya lahir
Yang berarti 'harapan'
Perbuatannya lah yang haram
Tapi bayi ini tetap sesuci embun pagi
No comments:
Post a Comment