Banyak orang berharap Ramadhan tahun ini harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Harapan yang memang standar diinginkan semua orang. Siapa yang tidak mau menjadi lebih baik? Begitu juga dengan saya. Namun sepertinya harapan itu harus sirna lagi. Well, saya tidak tahu apakah performa Ramadhan saya selalu menurun, namun saya rasakan tahun ini benar-benar tidak lebih baik dari tahun sebelumnya.
Tahun ini adalah Ramadhan pertama saya berbarengan dengan bekerja. Sebelum-sebelumnya Ramadhan selalu saya jalani di rumah. Baiknya adalah saya mendapat pekerjaan yang cocok untuk saya, dan bekerja juga merupakan ibadah di bulan Ramadhan. Tapi konsekuensinya adalah saya semakin jarang untuk sholat Tarawih, dan mengaji. Tahun ini kalau tidak salah saya hanya menuntaskan sholat Tarawih sepertinya kurang dari 10 kali, dan mengaji... Lebih sedikit lagi dari sholat Tarawih saya yakin.
Ramadhan minggu pertama, dan kedua berhasil saya lewati dengan cukup baik untuk ukuran orang yang baru mengalami bulan Ramadhan di suasana yang berbeda. Minggu ketiga dan seterusnya barulah saya mengalami cobaan-cobaan yang cukup berat - dari kehidupan pribadi, dan pekerjaan. Nafsu-nafsu mulai tak terkendali. Sepertinya benar ucapan orang - semakin mendekati akhir Ramadhan, cobaan semakin banyak. Alhasil, tulisan inilah jelmaan dari kekecewaan saya pada diri saya sendiri - lagi-lagi.
Tiba-tiba saya teringat di malam takbiran tahun kemarin, saya berhasil menjadi anak baik. Saya pun menciptakan cerita kecil. Tokohnya bernama Samudra.Bercerita tentang dilemanya apakah harus meminta maaf kepada orang tuanya dan kepada kekasihnya. Di satu sisi, dia berpikir apakah masih ada rasa cinta yang besar yang dapat memaafkan kesalahan yang sungguh hina. Di sisi lain, dia berpikir apakah harus memaafkan, jika kesalahan yang sama pasti akan terulang kembali ( Cerita tokoh samudra bisa dilihat disini ) Bukan cerita yang wah,namun saya menulis. Tahun ini... Tulisan ini tidak masuk hitungan, karena saya tidak membuat cerita. Malam takbiran ini, saya malah..... Ahh, terlalu malu untuk dituliskan. Biarlah ini antara saya dan diri saya sendiri.
Dan Ramadhan tahun ini, saya benar-benar berpikir bahwa kita harus memanfaatkan setiap bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Karena kita tidak tahu kapan kita akan menjadi sangat sibuk dengan sesuatu, sehingga bulan Ramadhan berlalu begitu saja tanpa kita manfaatkan sebaik-baiknya.
Tulisan ini bukan untuk menyadarkan orang lain. Tulisan ini dbuat untuk menyadarkan diri saya sendiri, sehingga saat Insya Allah bertemu dengan Ramadhan tahun depan, dan saya melihat tulisan ini, saya akan berusaha untuk tidak mengulang kesalahan di Ramadhan tahun ini.
Selamat Lebaran. Mohon maaf lahir dan batin. Minal Aidin Wal Faizin
No comments:
Post a Comment