Saturday, 21 July 2012

Hari Pertama Puasa di San Francisco

Menunggu jam-jam menjelang matahari terbenam di San Francisco aku akan menceritakan pengalaman pertama kali menjalankan ibadah puasa di negeri asing. Kalau banyak orang di Jakarta mengeluh karena jam 6 sore datang sangat lama, atau bahkan membatalkan puasanya hanya karena sedikit haus atau lapar, aku tidak tahu apa yang akan terjadi kepada mereka jika mengetahui kalau pukul 8:30 malam adalah waktu berbuka puasaku disini. Kurang lebih 16 jam 30 menit aku harus menahan lapar & haus plus cobaan sebenarnya - menjadi minoritas. Tapi mungkin disini tidak akan terlalu merasa haus karena udara yang lembab dan angin yang dingin. Yah semua negara punya kekurangan dan kelebihan.

Pukul 3 pagi aku harus bangun sendiri, tidak ada mama yang biasa mengetuk pintu, suara-suara di dapur atau acara televisi yang membangunkanku untuk sahur. Hanya niat yang tulus dan alarm yang keras yang membangunkanku. Tidak ada waktu untuk bersantai-santai karena semua makanan harus disiapkan sendiri dalam waktu setengah jam, dan setengah jam lagi untuk makan sahur. Di apartemenku ada tiga orang yang menjalankan ibadah puasa (semoga kita semua konsisten) satu bernama Ejaz dari Pakistan, dan Jon dari Tajikistan. Tapi sepertinya Jon mempunya waktu berbeda dalam menjalankan ibadah sahur, jadi sepertinya kita tidak akan makan sahur bersama.

Tidak ada banyak bahan yang bisa dimasak, dan tidak ada waktu untuk memasak sesuatu yang akan memakan waktu lama. Hanya dengan telur, ayam , ikan, udang olahan, kentang dan kacang panjang, dan nasi yang banyak sepertinya akan menjadi menu sahurku sebulan ini. Dengan susu dan madu sepertinya sudah lebih dari cukup.

Sahur ini dilalui dengan tenang, tanpa hingar bingar televisi yang memutarkan beragam acara untuk menemani sahur. Dan sahur ini ditambah dengan mengetahui menu sahur teman Pakistanku. Dia hanya makan beberapa roti dengan madu dan semacam kacang almond, dan pineapple jus.















Setelah sholat subuh pukul 4:36 waktu setempat, aku hanya bisa tidur sekitar 2 jam karena pada pukul 6:30 aku harus bangun karena hari ini adalah hari pertama aku melakukan Volunteer sekitar 4 jam. Selama setahun program ini berjalan, kami (CCI students) diwajibkan melakukan volunteer 100 jam. First day of fasting, first day of volunteering. Kegiatan volunteer dimulai sekitar pukul 9 di kampus. Hari ini aku membantu international staff untuk melakukan orientasi kepada mahasiswa-mahasiswa international yang akan mulai Fall Academic bulan Agustus ini. Kegiatannya cukup mudah. Kami disuruh untuk membantu para Mahasiswa untuk registrasi absen orientasi, dan siang harinya membantu membagikan makan siang. You must know the hardest part. Yaps saat jam makan siang. Ketika semua orang dengan santainya menikmati ayam goreng, bihun, salad, snack, dan cola sambil tertawa-tawa. Tapi aku malah tersenyum dan dalam hati berkata "Yes akhirnya bisa merasakan menjadi minoritas!" It's kinda cool for me...



"Saat orientasi. Aku harus mengikuti acara ini juga karena ada informasi-informasi yang akan dibutuhkan selama masa akademik nanti berjalan."










"Inilah kurang lebih suasana di cafetaria saat makan siang."


















Kami selesai volunteering pukul 1 siang karena harus masuk kelas. Kegiatan orientasi selesai pada pukul 6 sore. Beberapa hari ini aku selalu mengantuk saat di kelas, dan tadi ditambah dengan sakit kepala, maka lengkaplah sudah perjuangan hari pertama berpuasa ini.

Cobaan hari pertama bukanlah dari rasa lapar, tapi dari cobaan emosional yang timbul karena perbedaan karakter dan budaya. Perbedaan watak dan karakter dari teman-teman India dan Pakistan adalah cobaan terbesarku disini, dan mungkin tidak jauh berbeda dengan teman-teman lainnya (Agar CCIP berikutnya bisa siap-siap mental :p) Untuk cobaan budaya datang dari semua negara. Hari ini aku baru mengetahui kalau aku tidak bisa mengandalkan mereka untuk memahami statusku yang sedang berpuasa. Setelah kelas selesai, kami diminta untuk mengambil makanan yang tersisa dari lunch break tadi, dan lumayan banyak. Dan ternyata aku tidak kebagian daging ayam. Ketika aku mencoba untuk memberi pencerahan bahwa aku butuh daging untuk berbuka dan berpuasa nanti, mereka seperti tidak peduli dan tidak mau membagi ayam yang mereka dapat. Awalnya sedih juga sih rasanya mengetahui kalau aku benar-benar sendirian disini. Tapi inilah kenyataannya, dan aku hanya mendapat semacam mie dan brokoli-brokoli yang akan menjadi menu berbuka dan sahurku nanti.

Haahhh satu bulan ini akan menjadi bulan puasa terkeren yang pernah aku jalani. Selamat berpuasa untuk teman-teman yang menjalankan. Tetap semangat!!

1 comment:

  1. semangat Mahdy! :D
    those kind of experience will make you "richer" and wiser.
    enjoy! :D

    ReplyDelete