Monday, 1 November 2010

Dibalik Bukit Pemikiran Sempit

Kenapa manusia marah kepadaku?
Kenapa mereka marah
Tak malukah mereka dengan suara biola yang setenang danau
Pernahkah mereka mendengar?
Tak luluhkah mereka dengan nyanyian symphoni
Yang bernyanyi hingga menangis
Yang bergetar kedalam tulang denting pianonya
Atau musik metal yang membakar semua emosi menjadi abu ketenangan
Kemudian terbang ditiup angin



Karena mereka menghakimi dengan marah
Mereka pikir mereka benar dan aku salah
iya kan?
Sungguh egois
Mengapa penilaiannya berbeda-beda?
Karena hidup kita beda
Mata kita melihat sesuatu yang berbeda
Dengan berbeda

Saat aku mulai dimarahi
Dipanggil dengan teriakkan
Dihinakan serendah-rendahnya
Apakah itu menjadikan aku rendah seperti sesuatu yang rendah?
Tidak menurut mataku
Lalu kenapa harus ada?
Biarlah mereka saja
Biarlah puas batinnya
Mereka ternyata mencari kepuasan semata
Dengan memarahiku
Pencari kepuasan yang kotor
Mereka berdalih agar aku berubah seperti mereka
Padahal tak ingin aku berubah seperti mereka
Lalu mereka marah
Misionaris yang kotor
Lalu mereka terus memusuhiku
Siapa yang peduli
Diri sendiri saja tidak
Aku akan bernyanyi

Kenapa ada marah?

1 comment: