Tuesday, 5 July 2011

Logari Ingin Seperti Bapaknya

Bapak logari sudah berangkat dari rumah saat matahari mulai sayu. Dengan seragamnya yang berupa kemeja, celana bahan, dan peci hitam, dia berjalan ke persimpangan jalan raya. Kata Logari, bapak bisa dapat uang banyak saat tanggal tua. Saat pegawai-pegawai baru menerima gaji mereka. “Bekerja seperti bapak, enak,” kata logari. “Cuma duduk nunduk. Gitu doang.” Logari pernah diajak bapaknya sekali. Dia hanya disuruh menunduk sambil pura-pura menyedot ingus. Lalu Logari dibelikan Somay dan Cendol karena sudah membantu bapaknya seharian. Sekarang bapak Logari baru saja sampai di persimpangan. Kali ini bapak Logari memilih tempat dibawah lampu jalan. “Biar kelihatan,” katanya. Dia bersandar di tembok luar hotel, diatas trotoar sempit. Walaupun para pejalan kaki merasa terganggu dengan kehadiran bapak logari yang tiba-tiba, mereka tak pernah complain, lantas mengomeli bapak Logari. Apalagi berani menendangnya ke jalan. Mereka hanya lewat. Beberapa sangat baik hati memberikan bapak Logari recehan. Ya, disini bapak Logari tak perlu takut tidak mendapat uang. Tidak di kota ini, di negara ini. Orang-orang disini sangat baik. Walaupun jalan mereka terganggu, bapak Logari tetap bisa mendapat uang yang banyak. Logari tetap bisa dibelikan makanan yang enak-enak. Membuat Logari semakin ingin menjadi seperti bapaknya.




No comments:

Post a Comment