"Apa cita-cita lo?"
"Apa yang pengen lo raih 5 tahun kedepan?"
"Apa target dalam hidup lo?"
Dan aku hanya bisa terdiam, menjawab sekedarnya.Basa-basi ingin sukses dan bla bla bla
"Kalo si Angga dia pengen berlayar. Kerja di kapal. Jadi koki disana dia."
"Hidup lo baru sukses kalo lo udah mencapai target lo. Cita-cita lo."
Sebenarnya aku ingin menjawab sesuatu yang beda. Karena di kepala ada sedikit mimpi - bisa keluar negri atau ke sekolah di luar negri. Amerika. Tapi saat itu aku takut untuk mengatakannya karena aku takut itu hanya omongan seorang anak yang lahir dari keluarga yang sangat tidak memungkinkan untuk bisa melaksanankan mimpinya. Itu terlalu besar. Dan aku terlalu takut untuk membual.
Menerima gaji pertamaku saat itu sebesar 1.5 juta rupiah setelah bekerja 1 bulan yang sangat melelahkan dalam sejarah kerjaku. Aku bekerja di salah satu event anak-anak pada tahun 2009. Sempat berpikir untuk keluar di tengah-tengah event karena tekanan kerja dan juga dari orang-orang disana. Namun cita-cita membelikan mamaku handphone waktu itu membuat aku terus menyeret badanku untuk terus menyelesaikan 1 bulan ini. Bekerja hampir setiap hari. Sempat meneteskan air mata di bus 43 jurusan Cililitan-Tanjung Priok di pagi itu. Namun janji kepada diriku untuk memberikan sesuatu kepada ibunda membesarkan hati kecilku.
Setelah amplop di tangan, aku bahkan tidak pusing lagi mengenai cita-cita. Ah ini yang sangat realisitis bagiku, dibanding memikirkan bagaimana cara keluar negri yang sangat tidak mungkin terjadi. Itu adalah 1.5 juta terbesar dalam hidupku. Aku merasa bisa membeli semuanya dengan uang itu. Ah andai hati bisa sebersih dulu, kerja keras dan ikhlas membuat kita bersyukur dengan apapun yang kita dapat. Hari itu juga aku langsung ke toko untuk membelikan mamaku handphone, dan aku membeli pizza ukuran besar dengan uangku sendiri. Mungkin itu pizza pertama dan terenak yang pernah aku beli dengan uang sendiri. Aku hanya mengambil 700ribu dari gaji pertamaku. Sisa uang aku berikan ke mamaku. Saat dia masih mengenakan mukena setelah sholat. "Nih ma, adi beliin handphone sama ini buat mama." Dengan 1.5 juta aku membeli dunia dengan kebahagiaan seorang ibu dengan mukena putihnya. Karena tidak tega, mamaku menyimpan uang 500 ribu yang aku berikan. "Udah ga usah pake ngasi duit lagi segala. Handphone aje cukup emaknye. Yaudeh makasi ye ini mama simpen aje duitnye buat keperluan nanti. Insya Allah adi ditambahin rejekinye ama Allah."
"Iya gapapa mah, udah itu buat mama, adi uda janji mau ngasi handphone ama duit."
3 Tahun berlalu sejak pertanyaan dan moment itu masih aku ingat. Di belakang panggung yang sempit, seorang pemimpin mencoba untuk membesarkan hatiku, bahwa sebenarnya aku bisa melakukan apa saja dengan mimpi.
Ketika hari ini aku lihat Angga, dia sudah menikah dengan wanita Peru dan bahkan baru memiliki seorang anak. Dulu ketika melihat foto-fotonya di fb, aku sangat iri karena dia bisa jalan-jalan keliling dunia. Wah asik bener deh ngeliatnya. Ingin rasanya seperti dia, bisa keluar negeri. Dan persis hari ini aku kembali ke 3 tahun lalu. Aku melihat seorang anak yang tertunduk karena malu untuk menceritakan mimpinya. Andai waktu itu aku memberitahukan cita-citaku, aku sekarang sudah menjadi orang yang sukses karena bisa mencapainya dalam waktu 3 tahun. Kalau aku ada disana, aku akan mengatakan kepada pemimpinku, "mba, cita-cita saya, saya ingin melihat dunia!" Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya bermacam-macam, kenapa kita hanya berdiam di satu tempat? Nikmati ciptaan tuhan di belahan bumi lainnya, dan kamu akan menemukan dirimu adalah orang yang bersyukur."
Kenapa takut untuk bermimpi? Sebuah karya besar dimulai dari setitik tinta. Bermimpi bukan membual. Toh kita tidak merugikan orang lain.
Angga dan Aku
wohooo.. semangat dii!!!
ReplyDeletejangan takut bermimpi yg lebih tinggi lagi :)
woww maee..iyaa, mari bermimpi!
ReplyDeleteTenang boy, I started the same amount of money as your and must struggled alone. Hope more wishes will come true in the next years for ya!
ReplyDeleteBerasa dejavu sama posting ini, karena aq juga pernah mimpiin buat keluar negeri, dan sudah terlaksana. Waktu sdh balik dari luar negeri, cita2 berubah mau kelilingi dunia ini hehehe.
ReplyDeleteDan sekarang aku mimpiin buat bisa sekolah di amrik juga kayak sampean hehehe