Sunday 24 May 2020

23 Mei 2020 Untuk Yerzhan

Tulisan ini sebenarnya baru dikerjakan hari ini, 16 Juni 2020. Padahal seharusnya ini adalah tulisan berlabel Malam Takbir yang dikerjakan di malam takbiran. Aku tidak mau beralasan macam-macam selain Sekarang aku sudah malas dan tidak bisa menulis. Rekor tulisan malam takbiran harus kandas di tahun ke 10. Jadi aku akan ngalor ngidul saja.

Malam takbiran ini tidak ada yang lebih besar dibanding sekarang aku langsung menulis sebagai seorang suami dan bapak. Si anak seperti tidak mau melewatkan momen bagi bapaknya ini dengan si Bapak hanya mencantumkan pengalamannya melewati Lebaran sebagai suami. Bersama istri berduaan di rumah. Tidak! Anakku langsung mau eksis. Lebaran bersama istri dan anak.

Sudah menjadi suami saja sudah membuatku terpana, ditambah menjadi seorang bapak juga. aku berkejaran dengan instingku yang harus terupdate. Dahulu aku bertanya-tanya bagaimana rasanya menjadi seorang bapak. Ternyata sama saja! Ini bocoran kepada yang lain.

Ahmad Yerzhan Ali Alatas

Anak ini adalah anugerah dan penyelamat. Saat-saat menghitung bulan kelahirannya, aku kehilangan pekerjaan. Tidak pernah aku se khawatir ini dan se takut ini akan kehilangan pekerjaan selain saat itu. Aku merasa sangat terzalimi. Tapi tidak bisa protes ke siapa-siapa. Beban tanggung jawab menafkahi istri dan ibuku saat itu terasa sungguh berat.

Jualan susu jaheku tidak seberapa, bahkan mungkin cenderung banyak ruginya karena jarak tempuh ke agen-agen untuk mengantar minuman kini semakin jauh dari Pamulang. Dan aku harus mengantarkan minuman dalam satu hari untuk menghemat ongkos. Alhasil perjalan diatas 60km bolak balik jadi rutinitasku, belum lagi ternyata saat menagih uang, banyak minuman yang tidak laku., tetapi istriku selalu menerimanya dengan syukur.

Sambil berjualan di agen, aku juga mencoba berjualan di CFD di Pamulang. Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran mertuaku saat itu. Tapi mereka sih terlihat biasa saja. Istriku yang sedang hamil selalu setia menemani. Walaupun saat itu hanya laku 4 botol - 2 dibeli orang sekeluarga, 2 lagi dibeli temanku yang tak sengaja bertemu dan masih aku ingat. Agak minder sih, tapi gakpapa karena aku pun tidak terlalu akrab dengan mereka - kami optimis minuman kami akan sukses. Ide-ide untuk promosi dan jualan produk lainnya pun berdatangan, tapi tak sempat di eksekusi karena sebenarnya masih agak setengah yakin juga apalagi yang membutuhkan modal.

Begitupun nasibku untuk melamar pekerjaan lain. Alhamdulillah aku bersyukur masih banyak yang mau memproses lamaranku di usia yang tidak lagi muda. Aku bahkan nekat banting stir melamar semua pekerjaan marketing, bahkan sales yang tidak pernah aku jalani sebagai karir professional. Tak terhitung sudah berapa kantor aku datangi, hampir semuanya selalu hilang kabar lagi setelah interview. Mungkin saat interview mereka melihat aku tidak semenarik CV-ku. Tak terhitung jarak yang sudah terlewati, bahkan PIK dan Bekasi aku sanggupi. Cikupa aku parani. Berapapun gaji yang ditawarkan sudah aku sanggupi yang penting aku punya pemasukan rutin untuk biaya persalinan dan sehari-hari dulu.

Selama hidup aku mencari pekerjaan, tidak pernah aku minta bantuan orang lain, tapi kemarin, aku sangat putus asa aku harus meminta bantuan semua orang. Teman SMA, bahkan para sepupu, dan kakak ipar.

Mungkin benar kata orang, apapun akan dilakukan untuk anak. Saat putus asa, ongkos makin menipis, tak ada panggilan kerja, aku sampai bilang ke Istri, "kalau bulan ini belum dapet kerjaan juga, aku mau daftar Gojek, ya."

Keputusan yang aku anggap sebagai jalan keluar terakhir dan bisa menenangkan hati, tapi kenyataannya tidak. Aku tidak diizinkan untuk menjadi driver gojek. SIM-ku sudah mati, STNK pajaknya belum dibayarkan hampir setengah tahun.

Apalagi yang bisa terjadi? Aku lupa ada yang Maha menjamin rezeki. Tidak ada satu makhlukpun yang hidup melain sudah dijamin rizkinya oleh Allah.

Aku lupa kalau ada hal yang tidak bisa dijelaskan dengan logika. Allah yang mengatur semua urusan. Aku akhirnya mendapat pekerjaan. Dekat dengan rumah, dan dengan gaji yang lumayan walaupun tidak besar. Aku seperti dilarang bekerja jauh-jauh dan dibayar dibawah standar.

2 Minggu aku bekerja, Allah mengizinkan bayiku lahir, 2 bulan lebih cepat. Mengacaukan semua rencana manusia - bapak dan ibunya yang sudah mempersiapkan semuanya, mulai dari waktu untuk operasi, rs, dan dokternya. Bayi ini lahir secara normal. Yang khawatir adalah orangtuanya, terutama terhadap keselamatan istri yang memang kondisinya secara medis tidak memungkinkan untuk melahirkan normal, tapi hukum alam tidak bisa mengungguli hukum Allah. Atas izinnya semua bisa terjadi.

Semua seperti sudah disiapkan. Rizkinya, dan kelahirannya.

Lahir dengan kondisi prematur, bayiku terlihat sangat lemah. Setelah kelahirannya, dia langsung dirawat di ruang NICU selama total 6 hari. Saat hari pertama aku diizinkan untuk melihat dan meng-adzani, aku merasa seperti linglung. Seperti orang yang tidak tahu harus melakukan apa, tidak tahu harus merasakan seperti apa. Selang bantu pernapasan masuk ke dalam tubuhnya melalui mulut. Terlihat sedikit darah di mulutnya. Mungkin kalau ibunya melihat, akan menangis tidak tega.
Tapi Yerzhan anak yang kuat. Selang untuk bantu pernapasannya cukup 2 hari saja. Selebihnya, paru-parunya sudah mampu untuk melakukan pekerjaannya dengan baik.

Setelah melahirkan, istriku dipindahkan ke ruangan perawatan dan menginap 1 hari saja. Tapi selama persalinan dari subuh sampai keesokan harinya, tidak ada SATUPUN dokter datang melihat kondisinya.Tapi kami tidak terlalu khawatir karena sungguh ajaib, istriku tidak seperti orang yang habis melahirkan. Setelah perwat yakin kondisinya segar, baru boleh pulang.

Setelah menginap semalam, istriku diperbolehkan pulang, kami tetap harus bolak balik ke rs untuk menengok anak kami dan agar si ibu bisa menyusui bayinya. rs kami adalah RSU, dan pada saat itu virus corona sedang caper-capernya. Perawatan dengan APD lengkap menjadi pemandangan sehari-hari setiap kami ke rs. Di depan juga sudah dibangun tenda darurat, membuat kekhawatiran kami bertambah lagi. Kami hanya berharap bayi kami bisa kuat dan dirawat di rumah. Setelah hari ke-6 lah kami diizinkan untuk merawatnya di rumah.

Ternyata perawatan di rumah hanya dari orangtuanya Pun tidak membuat kami tenang, justru sebaliknya. Kami seperti orang tua bodoh yang tidak bisa mengurus anak. Pada saat bayi kami pulang, kondisinya masih terlihat lemas, badannya masih agak kuning, dan matanya selalu terpejam. Pelan-pelan istriku merawatnya, menyuapi susu karena untuk menyusu sendiri masih belum terlalu kuat. Tak jarang istriku menangis karena merasa tidak bisa mengurus anak. Aku pun merasakan hal yang sama: Aku merasa takut. Aku takut kami tidak bisa mengurus bayi prematur, dan kondsi bayi kami semakin buruk. Pikiran itu berputar-putar di kepalaku. Aku berpikir bayiku akan meninggal! Tapi aku tidak pernah menceritakan ini kepada istriku.

Kami hanya mencoba menghibur diri, dengan mengatakan berulang-ulang bahwa bayi kami ini sungguh hebat. Bayangkan kalau dia lahir normal sekitar 9 bulan lebih, pasti rs akan lebih banyak pasien corona, kondisinya akan jauh lebih buruk dari ini. Allah menghindarkannya dari bahaya yang lebih besar.

Akhirnya dengan ketelatenan dan izin dari Allah, bayi kami tumbuh sehat. Bahkan sekarang dia gemuk sekali dengan ASI yang berlimpah. Saat vaksin DPT pun dia tidak panas seperti kata orang-orang.

Ah banyak sekali yang bisa diceritakan sampai umur 3 bulan ini. kekaguman akan kebesaran Allah tidak henti-hentinya kami panjatkan. Dari ujung kepala sampai kaki anak ini penuh keberkahan. Aku berterimakasih pada anakku, kalau bukan karena dia , rasanya tidak mungkin aku bisa bekerja sekarang. Entah kenapa aku yakin itu

Terima kasih Ahmad Yerzhan Ali Alatas




Wednesday 5 June 2019

Tiba Juga

Allah sudah menetapkan. Jika Allah belum menetapkan, apa apa terasa mustahil.

Allah telah menentukan aku bersekolah di luar negeri. Negeri yang dahulu rasanya tidak mungkin terjamah, namun aku pernah ada disana nyatanya.

Dahulu aku rasa tidak mungkin merasakan menikah, berkeluarga, memiliki anak, mendidik anak, dan seterusnya. Aku hanua merasa mungkin aku mati sebelum menikah.

Mungkin pada saat itu Allah belum mengumumkan, jadi semua terasa tidak mungkin.

Malam takbir ini, ada pintu kemungkinan yang terbuka. Insya Allah aku akan segera menikah. Apa yang harus dirasakan orang yang akan menikah? Mengapa aku merasa biasa saja. Entahlah, yang pasti aku merasa "mungkin"

Insya Allah ini menjadi bulan ramadan terakhir aku jomblo. Untungnya masih setahun kedepan jadi tidak terasa kaget kalau nanti ramadan bersama keluargaku. Insya Allah diberikan umur panjang.

Aku juga ingin mengingatkan diriku sendiri bahwa perjalanan menemukan jodohmu ini sudah yang TERBAIK. Percayalah!

Saat kamu berada di titik balik perjalanan cintamu, tidak langsung kamu menemukan sang pujaan hati. Dahulu ada hati hati yang dipuja, namun manusia adalah bersifat lemah dan tak berilmu. Hanya Allah yang mengetahui rahasia jodoh. Walaupun kamu mulai membuka diri terhadap perempuan perempuan berjilbab, dan insya allah sholehah, di perjalanan harus kandas juga. Ada yang menyerah, takut, sifat yang tidak mungkin bisa klik denganmu, dan lain sebagainya. Ada yang harus menempuh perjalanan jauh, syarifah, dan sebagainya.

Yakinlah Allah yang memutuskan semua. Insya Allah Allah berperan sepenuhnya. Niatmu baik. Bertemulah dengan jodohmu Dengan cara yang kamu usahakan, dan syarat yang kamu tetapkan. Baik kan Allah?

Di luar sana tentu banyak sekali perempuan yang jauh lebih baik di segala aspek. Tapi yang terbaik untukmu bukanlah yang sempurna. Catat ini "terbaik untukmu"

Perjalanan masih panjang. Kematian semakin dekat. Ikhlas lah dengan semua pemberian. Senang ataupun susah

Thursday 14 June 2018

Rutinitas Tahun ke Sembilan

Baru kali ini saya merasa tidak ada yang ingin disampaikan. Entahlah, mungkin karena diselubungi oleh kesibukan sehingga saya tidak berteman dengan imajinasi menulis lagi, karena biasanya saya juga bisa berprosa. Atau di Malam Takbiran ini memang tidak ada uneg-uneg.

Sebelumnya saya membaca tulisan tahun lalu, dan rasanya saya masih ada di sana. Dengan kekaguman yang sama terhadap Habib Ali, dan dengan ikhtiar yang sama yang Alhamdulillah sampai saat ini Allah masih mau mendengar hajat saya. Masih ingin mendengar saya berdoa.

Ada hal di Ramdan ini yang membuat saya merasa senang berada di dalamnya. Saya sadar Hanya berkat ramadan, berkat sahur, saya jadi bisa sholat subuh berjamaah terus. Hal yang luar biasa sulit dilakukan di luar bulan Ramadan

Lebaran tahun ini juga semakin berkurang. Kali ini tidak ada si Diah. Kami hanya bertiga. Diah sudah menjadi istri orang. Walaupun pas lebaran nanti akan ke rumah juga, namun sudah bukan merupakan bagian dari penghuni rumah ini. 

Yah begitulah, waktu terus berjalan. Kita tidak akan pernah tahu apa di hadapan kita. Hanya kematian itu pasti

Saturday 7 April 2018

Mengunjungi Paman

Tahukah kamu mengapa ibumu menamaimu Mikail?

Semenjak ayahmu meninggal, ibumu sungguh merasa tak sanggup menghidupi bayinya. Bahkan untuk makannya sendiri pun sungguh sulit.

Orang berkata untuk mematikanmu. Hati ibu mana yang sanggup membunuh bayinya sendiri?

Dengan tekad yang kuat dia pergi dari tempat tinggalnya, mencoba untuk yang terakhir kalinya. Dia pergi menemuiku.

"Anak ini akan menjadi aliran rizki bagimu, Omega." Aku meyakinkan ibumu dan bersedia merawatmu.

Setelah menyusuimu hingga kau kenyang, dia hendak kembali ke kampung halamannya, walaupun berat, harus kulepas kepergian ibumu. Namun sungguh dirinya lah yang paling berat. Dia meninggalkanmu. Tak kusangka itu adalah air susu terakhir yang diberikan ibu kepada anaknya.

Sebelum pergi, ibumu berpesan untuk menamaimu Mikail. Nama Malaikat Allah. Bertugas memberi rizki untuk alam semesta.

Dimana ibuku dimakamkan, paman?

Akupun tidak tahu.

Sekarang waktunya sudah tiba untukmu. Doa ibumu dikabulkan. Namamu bergema di langit. Kau memang bukan malaikat, tapi kau adalah penerus rizki kepada orang-orang yang kesusahan.

Tapi tidak untuk ibuku.

Kata siapa? Kau adalah pemberi rizki terbesar untuk ibumu! Kau bisa melakukan itu.

Bagaimana caranya?

Berikan dia rizki dengan doamu yang tak terputus.



Pagi tadi aku berada di langit
kadang berada di dalam awan, pernah juga di atas awan
Hari ini aku menjejak kaki di atas tanah
Sebelum menjadi gelombang di laut
berlayar mengikuti riak ombak ombak kecil

Aku melihat semuanya
Megahnya gunung dan luasnya laut
Namun masih tak bisa menyaingi besarnya ego manusia
Sampaiku pada kesadaran diri
Apa gunanya?

Masih takkan berhenti perjalananku
Untuk menghidupi semuanya
Kecuali hawa nafsuku
Hanya dia yang tak bisa terpuaskan
Hingga tanah menutupi wajahku

Saturday 24 June 2017

Kehadiran Dua Sosok

Setiap saya hendak menulis di malam takbiran ini, saya selalu mengingatkan diri saya sendiri. Ini tulisan akan lw liat lagi di tahun-tahun mendatang. Ini tulisan buat lw. Mungkin dari sekian banyak tulisan yang saya beri label, label malam takbir ini yang paling penting sebagai milestone saya.

Allahuma Innaka 'Afuwwun Tuhibbul 'afwaa fa'afuanna sudah berganti menjadi Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilham. Dua dzikir ini rasanya beda banget. Langit rasanya beda. membingungkan, karena ini seperti merayakan kesedihan dan berduka atas suatu perayaan. ini paradox. ini tanda saya harus menulis.

Bulan Ramadan tahun ini tidak ada yang paling saya bersyukur karenanya kecuali dipertemukan dengan dua orang yang penting dan berjasa dalam ibadah ramadan saya. Dia adalah Al Habib Ali Zaenal Abidin bin Abu Bakar Al Hamid. Kedua adalah Mayang Athira Degesniari. Dua orang yang ke sholihan - sholihah an nya menginspirasi saya untuk menjadi lbh baik

Syukur Alhamdulillah saya bisa diizinkan oleh Allah untuk dipertemukan dengan dua orang ini, walaupun yang satu tidak benar-benar ketemu, hanya melihatnya lewat channel youtube.

Al Habib Ali Zaenal Abidin saya nemu di YT. Dari awalnya setel2 dzikir atau bacaan qur'an sambil nemenin tidur, Habib Ali ini ada di suggested video, trus saya play ceramahnya. Dari situ saya menemukan banyak hal, dan sadar bahwa ilmu islam itu luar biasa luas, dan saya semakin merasa ga tau apa-apa. Beda ceramahnya, ga kaya yang sering didenger di TV One, di masjid2, yang rata-rata yang dibahas itu-itu aja (tanpa bermaksud menyombongkan diri).

Dari Habib Ali ini saya belajar BANYAK BANGET. Mulai dari sejarah-sejarah kehidupan Rasulullah yang saya ga pernah denger sebelumnya. Dari sana saya sadar, man! jaman rasulullah tuh emang beda peradabannya. sifat orang2nya beda, nilai2 yang dianut beda. Sempet sedikit saya membayangkan kok enak ya kayanya di jaman itu.

Saya juga belajar tentang ilmu-ilmu islam yang lain seperti dzikir, sholat, bahkan sampai adab-adab yang diajarkan islam. Takjub! Video Habib ini di upload di channel majelis taklimnya darul murtadza. itu ada seribuan video. Dari sana saya makin mengagumi beliau. Subhanallah ilmu yang disampaikan oleh hanya 1 orang ini begitu banyak. Dia cuma manusia dengan ukuran kepala yang ya sama kaya ukuran kepala orang normal, tapi isi dari kepala itu adalah sesuatu yang sangat mahal.

Trus kok saya merasa mulai nge fans. Tiap hari pasti dengerin. Dulu saya pernah tulis di tumblr tentang keheranan ketika ada orang yang ber statement mencintai habaib, mencintai rasulullah. Apa benar mereka mencintai dengan kadar cinta yang sama seperti kadar mencintai seseorang seperti yang saya tahu. Kita selama ini ga tau perasaan orang. kita menilai berdasarkan apa yang bisa kita rasakan. Dan, Iya. Orang bisa mencintai rasulullah seperti mencintai yang kita kenal. Orang bisa mencintai ulama seperti cinta yang kita kenal.

Habib Ali ini santun tutur katanya. tapi dia bisa bernada tegas dan tinggi juga, macam orang berorasi. Mungkin karena pake bahasa melayu juga jadi terasa lebih halus. Semoga beliau diberikan kesehatan wal 'afiat dan dipanjangkan umurnya. Ilmu itu luasnya ga terukur. Baru berasa saya mempelajari agama dari ceramah2 beliau. Banyak banget kajian tentang kitab-kitab yang bahkan gw ga pernah denger sebelumnya! Kitab A, B, C. Tak terwakilkan takzim dan takjub saya terhadap Habib Ali Zainal Abidin dengan tulisan ini.

Saya kalo minta sesuatu sama Allah suka malu klo minta spesifik. tapi di bulan Ramadan ini saya mencoba mengempaskan rasa malu itu, bodo deh Allah mau menanggapi kaya apa. Saya minta jodoh. Dengan sebut nama. Sounds demanding. Tapi saya berdoa jika jodohku telah Engkau dekatkan dalam diri Mayang Athira Degesniari, berikanlah kelancaran di semua urusannya. Namun jika jodoh kami masih Engkau rahasiakan, maka berikanlah ketabahan dan keikhlasan dalam diri kami. Berikanlah pengganti yang lebih baik. Setidaknya saya merasa less demanding. Dan dari rutinitas itu, hati saya perlahan luluh dengan ikhlas. Ikhtiar-ikhtiar sudah dilakukan. Selanjutnya serahkan sama Allah aja.

Ikhtiar saya dan ilmu dari Habib Ali Zaenal Abidin Al hamid ini sangat memudahkan ibadah ramadan tahun ini dibanding tahun sebelumnya. Semoga kita dipertemukan lagi di ramadan berikutnya. Oiya, efek juga dari pindah kantor. Jadi lebih tenang ibadahnya di sini :)

Sunday 28 May 2017

Why I quit

Sepanjang karir saya, baru kali ini saya keluar dengan alasan utama karena ga bisa menemukan mood baik lagi di sini. Walaupun karir saya juga belum lama lama amat, setiap resign pasti ada alasan lain seperti dapet beasiswa dan harus fokus skripsi. Biasanya juga se-ngga betah-ngga betahnya, durasi bekerja juga lebih dr setahun. Tapi di sini saya ga kuat bukan dlm artian saya lemah, tapi no hope deh di tempat ini. Mungkin ini juga sbg pengalaman pertama saya yg terjun ke industri korporat, setelah selama ini saya ada di dalam industri kreatif, adv agency, startup. Jadi kebayang juga culture shock nya. Berikut alasan saya resign, akan saya coba jabarkan mulai dr yg kecil sampe yang terkecil:

1. Yoga dipecat gara2 nyinyir di grup WA. Diasingkan ke sebuah ruangan selama beberapa lama. ga dikasi kerjaan. cuma duduk di meja kecil dan berkubang dg henponnya. Siksaan macam apa ini? pikir saya. Yoga telah bekerja di sini selama kurang lebih 8 tahun. Dia dipecat hanya karena hal itu.

2. Jimmy, Marketing Manager dr cabang medan di pecat. Salah satu alasannya krn dia menggunakan vendor untuk sosial media post. Inisiatif ini sepertinya tidak dihargai oleh corporate. Padahal content FB medan bagus krn vendor tsb. Gaji dia di hold beberapa lama.

3. Kelvin, Manager IT dipecat. Salah satu alasan yg saya dengar adl krn dia korupsi dana pengadaan laptop untuk cabang Bona Vista. Walaupun dia kayanya ga disukai, tapi masuk catatan saya krn kelakuannya yg seperti ini secara tdk langsung berdampak ke perekrutan karyawan.

4. Ivan, staff marketing Bona Vista dipecat. Salah satu alasannya karena kasus fotokopi flyers. Kualitasnya jelek, ada parent yang ngadu dan sampe ke kuping CEO. Dia dipecat begitu saja. Notificationnya hanya hitungan jam. Sadis

5. Vekky, Marketing Manager cabang Kebon Jeruk kabarnya tidak melanjutkan kontrak.

6. Pada bulan februari saat musim hujan, banyak karyawan yg telat masuk kantor, salah satunya saya. Namun tidak pernah lbh dr 1 jam. Pas saat penghitungan absen saya dipanggil salah satu admin HR dan ditanya knp kok banyak telat di bulan ini. Otomatis alasannya pasti krn macet n hujan, dan kalau ingin dilihat sepertinya hampir semua karyawan. Tapi saya dikasih warning "ini bisa kena SP nih" dalam hati saya shock. Otoriter sekali. Padahal setau saya perhitungan absen adl jika dlm sebulan telat lbh dr 8 jam akan kena potongan gaji. Pdhl saya yakin saya telat ga akan lbh dr 2 jam, tapi bahkan ancamannya bukan potong gaji tapi SP. Tingkat SP adl pernyataan show off. Hei gw bisa melakukan apapun atas diri lw. Di situ momen saya mulai memperhitungkan kemungkinan resign.

7. Di kantor saya (corporate) suasananya kurang friendly dan agak arogan. Orang2 lama bisa lbh leluasa berbicara agak keras, sementara yg orang baru bahkan hrs berbisik untuk berdiskusi. sering langsung di "ssstt" in. kan bangke

8. Bos saya langsung adl CMO. ada MM ada, tapi saya tdk bekerja under MM. jd bisa dibilang saya merangkap executive n manager krn jobdesk saya 'digital' adl baru bgt. pada akhirnya saya memepertanyakan hirarki ini yg lbh banyak mudhorot nya dibanding faedahnya. dengan bayaran seorang executive saya dituntut menjadi manager. bikin digital plan, report ke BOD,ngurus vendor plus kerjaan eksekusi, dan bahkan jadi kacung CMO, saya pernah disuruh bawain tas dia ke ruang meeting bawah yg jaraknya jauh bgt krn ada sepatu n mouse di tas nya. saya pikir okelah untuk merasakan atmosfer bekerja langsung dibawah bos besar, tapi ketika mereka seperti tidak terlalu peduli dg jabatan dan bayaran saya, saya merasa cukup sampai disini.

9. Pernah ada cerita bahwa dulu divisi IT kena SP. Alasannya? karena mereka semua sholat jumat, dan bertepatan dg salah satu bos yg butuh bantuan namun tidak ada orang. daaaan mereka di SP. Ini momen klimaks saya harus segera pergi dr sini.

10. CMO saya sering marah2in managernya. walaupun semua orang tau mrketing manager corporate ini agak 'unik' tetap tidak pantas seorang bos memarahi dan merendahkan bawahannya di depan orang lain seperti itu. dia tidak bisa menghormati orang lain sepertinya. tidak bisa melindungi bawahannya. buktinya banyak manager nya yang ilang.

11. CMO kami orang yg sangat boros. semua marketing sudah tau itu. 1.5 M dlm waktu 3 bulan dikeluarkan untuk hasil yg masih rabun.

12. Saya tidak bisa bereksplor untuk digital tapi saya diminta bikin target2. ini mah sama aja "bunuh aja gw"

13. Hirarki "I'm the boss, you have to obey everything I say" masih terasa sekali. Saat CMO dirawat di rs, operasional marketing di handle COO. disini saya benar benar merasakan hirarki itu. rasanya seperti dijajah. and i dont like it a lot. beberapa kali keluar dr mulutnya kata kata "I'm the boss" satu momen pernah saya di email hrs tlp dia pagi2 klo g salah bahkan sblm jam masuk kantor. saya merasa hal yg akan dibicarakan tdk urgent dan saya merasa lbh baik menjelaskan dg email. jadilah saya email. besokannya dia tanya knp saya ga tlp. saya bilang udh email. trus dia ga suka n bilang if your boss telling you to call, you have to call. get that mindset ya.
oh jd you think you can change my value too? mindset adl hal yg mendasar. lw ga bisa nyuruh2 orang ubah mindset. gw ga suka bgt digituin. dia pikir bisa melakukan itu thd gw?

14. My CMO tidak pandai mendengarkan pendapat orang lain. saya bahkan merasa lbh mudah ngikutin dia drpd argue sama dia. ini bukanlah hal yg bagus di dunia kerja apalagi klo bos nya udh tua. sering di beberapa kesempatan saya ga bisa bener2 menyatakan pendapat saya.

15. teman teman yang tertutup. mungkin krn kebanyakn udh pd berkeluarga. jd susah mau sharing2 ttg kehidupan kantor.

16. saya lbh merasa masuk sekolah dibanding masuk kerja. di lingkungan kerja setau saya biasa klo org mau istirahat. ngopi2 n ngerokok sebentar. di sini bahkan kami jd kaya anak sekolah yg hrs ngumpet2 untuk ngerokok. ga ada tea time, break sore dkk.

17. salah satu cabang dijual. staff harus dipindahkan ke bona vista. beberapa karyawan disini jd korban pemecatan juga. Intan staff marketing, ipin OB, mba ela staff UKS. hal ini menimbulkan ketakutan di staff lainnya. kasian kan mereka. ada yg single mom cerita dia ga tau gmn nasibnya klo dia yg dipecat.

18. Isu #17 terjadi setelah saya mengajukan resign dan yg bikin kesel adl ada kabar burung jg saya adl korban yg di cut juga. secara pribadi saya merasa direndahkan krn bagi saya status resign lbh baik dr dipecat.

19. Teman saya dr cabang cilegon dia disana cuma sendiri staff marketing. namun hrs mengerjakan semua tanggung jawab seorang manager. sudh dari dulu kita concern ttg hal ini. tapi dia tidak diperhatikan.

20. MM saya seperti dimusuhi hanya krn dia "berbeda", dinyinyirin sama ibu2 dsana yg umurnya ga jauh beda dr saya, ada jg yg udah ibu2. tapi suasana seperti ini memberikan energi negatif. walau saya jg ga bgitu cocok dg dia, tapi saya coba biasa aja, saya menghormati dia dan sifat2nya. toh bukan yg iseng atau mengganggu orang lain. kadang suka kasian, apakah mereka yg nyinyirin ga sadar klo itu bisa menyakiti perasaannya.

21. tidak bisa dipungkiri alasan saya hijrah dr dunia agency ke korporat adl agar hidup saya ga melulu mikirin kerjaan. saya ga mau stress mikirin kerjaan. tapi pd kenyataannya semua berubah. saya sering bahkan disuruh kerja weekend jaga booth. pas kerja stress krn hrs memuaskan bos bos dg hal aneh dan berubah2. awalnya fb post ga mau di plan, lalu pas meeting sama bos lain lagi saya disuruh bikin plan dong, "sok iye lu" klo kata bocah biskuat. mnding sekalian gw balik ke agency lagi, istilah katanya mah. ketauan stress tp bebas eksplore and bebas kerja, bisa ngopi2 ngeteh ngerokok tanpa merasa ga enak.

22. Selama bekerja sampai saat ini, sebenernya saya bingung apa hasil yg sudah saya kerjakan. Kebanyakan pekerjaan saya hanya 'ngikutin perintah' dan itu ga jelas. saya ga bener2 merasa mengerjakan sesuatu. berkarya sesuatu. buktinya adl sampai 7 bulan ini klo disuruh nulis portfolio dsini, saya gabisa jawab.

Kurang lebih segitu aja, saya takut mengada2 klo memaksakan. Tapi diluar itu semua saya bersyukur bisa bekerja di sini selama kurang lbh 7 bulan. banyak hal diluar professional yg saya pelajari. bekal penting untuk karir saya. hanya saja mindset saya bukan bekerja secara konvensional dg hubungan atasan dan bawahan yg kental. saya suka punya bos yg diskusi bareng, yg meng encourage pekerjanya untuk aktif sehingga mereka bisa ngobrolin apa aja. saya tdk menyalahkan mereka, mungkin inilah budaya kerja yg ada disini. ini yg membuat perusahaan ini bertahan 20tahunan. saya tidak bisa memaksakan perubahan seperti halnya mereka jg tidak bisa memaksakan perubahan thd diri saya.

sekian dan terima kasih

Wednesday 26 April 2017

Aku Tidak Akan Sarapan Denganmu

Sampai kapan kau akan terus begini, Indira? Kau tahu aku tidak akan sudi menyentuh apapun darimu.

Berapa sendok gula yang biasa ditaruh di cangkir kopimu, James?

Kau tidak mendengarkanku. Jangan repotkan tanganmu.

Aku tidak repot. Tidak ada yang direpotkan.

Dan aku hanya tertawa dalam hati. Tidak ada yang direpotkan katamu?

Sudahlah Indira. Akui saja. Aku akan semakin membencimu di setiap gula yang kau sendok ke dalam kopiku. Kopiku? Tak sudi aku menyebutnya kopiku.

Kau tidak mengerti ya, Indira. Ini bukan sekedar secangkir kopi yang dibuatkan seseorang untuk sarapanku. Kau tidak akan bisa menggantikannya. Musuhkupun bisa membuatkanku kopi, jika ini hanya sekedar minuman di pagi hari.

Dia yang biasa membuatkanku kopi dengan takaran yang pas. 2+1 kopi dan gula. Tapi ini bukan sekedar takaran kopi. Ini adalah ritualku dengannya. Aku akan mengeluh betapa panasnya kopi yang dia buatkan untukku, dan dia akan marah-marah dan memaksaku minum. Aku akan mengeluh betapa encer kopiku, dan dia akan marah-marah dan memaksaku minum. Tapi dengan itu kami berinteraksi. Sebuah ikatan yang tidak bisa dipindahkan ke sembarang orang. Apalagi kau, Indira!

Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu mengakui barang secangkirpun! Tidak akan ada pernyataan bahwa kau pernah membuatkanki kopi selama dirinya tidak disini. Oh aku sangat mengenal watak burukmu!

Aku tidak akan membiarkan secangkir kopipun darimu yang akan kau gunakan untuk menyakiti hatinya nanti.

lucunya Indira, aku bahkan bisa membayangkan seandainya aku meminum kopi buatanmu, lalu dirinya kembali.

Apakah kau tau apa yang akan kau katakan padanya, Indira?

Kau pasti akan menyalahkan dia akan sesuatu yang tidak ada hubungannya, dan kopi adalah senjatamu. Kau akan beranggapan bahwa selama dirinya tidak disini, kaulah yang selalu membuatkanku kopi.

Kau memang iblis. Kau akan menyakiti hatinya. Tidak akan pernah aku membiarkan hal itu.

Sampai mati aku tak sudi. Jangan pernah kau buatkan aku secangkir kopipun!

Ini ritual kami.