Saturday, 30 January 2010

Nestle

Originally Posted by Nestle Dapat Tamparan dari Blogger


Sebuah pelajaran berharga didapat Nestle pekan lalu. Perusahaan itu berusaha membeli kasih sayang para blogger, tapi malah menjadi bumerang yang spektakuler.

Boikot terhadap Nestle telah berlangsung sejak tahun 1970-an. Namun dengan munculnya situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, pengunjuk rasa dari seluruh dunia makin mudah menyebarkan pesan mereka secara lebih luas.

Nestle telah menjadi salah satu perusahaan yang paling sering diboikot di dunia. Kemarahan internasional ini bermula ketika kampanye pemasaran Nestle di negara berkembang yang mengklaim susu formula bayi adalah pengganti ASI.

Padahal di negara berkembang air bersih terkadang sulit didapatkan. Kritikus mengatakan praktek iitu sebagai pembunuhan anak-anak secara perlahan. Sementara Nestle menegaskan bahwa iklannya tidak mendorong air susu formula sebagai pengganti ASI. Dan konsumen memiliki hak untuk memilih cara memberi makan bayi.

Dalam usahanya mengubah gelombang opini publik ke arah yang menguntungkan serta menyelamatkan mereknya, Nestle mengundang 20 blogger yang paling berpengaruh. Blogger itu diundang ke markasnya di AS, selama dua hari. Semua pengeluaran dalam pertemuan dua hari itu dibayar oleh CEO Nestle.

Para blogger diharapkan untuk menulis posting positif dari acara tersebut. Dan Nestle juga membuat tag "nestlefamily" di Twitter untuk menyatukan tweet mereka. Tapi begitu aktivis anti-Nestle menemukan tag itu, mereka menyerbu Twitter dan blog dengan cercaan pedas.

"Pengiklanan formula serta pemberian sampel gratis kepada perempuan di negara berkembang dapat disamakan dengan iklan gratis di ruang operasi dengan pisau yang kotor dan staf medis yang tidak terlatih," tulis blogger.

Sekarang, lebih banyak orang mengetahui tentang kampanye anti-Nestle sebagai aksi protes yang menyebar cepat. Ribuan orang telah bergabung dengan lebih dari 160 kelompok Facebook yang didedikasikan untuk memboikot Nestle.

Kampanye anti-Nestle, termasuk Baby Milk Action dan International Baby Food Action Network, mengklaim pemasaran agresif Nestle di negara berkembang mengarah kepada kematian dan penderitaan yang tidak perlu pada bayi.

Mereka mengklaim botol susu bayi 25 kali lebih berbahaya dari diare dan bisa menyebabkan kematian di daerah dengan air minum yang tidak aman.

UNICEF mengatakan sekitar 1,5 juta anak meninggal setiap tahunnya di negara berkembang dan hal itu terkait dengan praktek pemberian ASI yang buruk.


http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2566384

No comments:

Post a Comment