Taukah kalian bahwa kondektur busway tidak pernah duduk selama waktu kerjanya?
Disaat kita berebut tempat duduk untuk tidur, sehingga menghalalkan segala cara - saling mendorong untuk bisa masuk duluan, sang kondektur tidak pernah bosan memberitahukan kita untuk memperhatikan langkah kita saat masuk. Bahkan terkadang mereka harus teriak, dan kita tetap tidak memperhatikan. Apakah kita memperhatikannya? Kita tetap saling mendorong.
Kita bergerombol berdiri di tengah, padahal dibelakang masih kosong. Siapa yang mengatur kita, agar penumpang lain yang sama buru-burunya dengan kita bisa naik? Kondektur Busway.Dan kita cukup egois untuk sekali lagi tidak mengindahkan mereka. Namun jika kita di posisi orang yang akan naik, kita pasti menyalahkan orang-orang yang bergerombol di tengah. Terkadang kita juga menyalahkan kondektur busway yang kita anggap tidak bisa mengatur.
Di dalam bus, kita juga terkadang mengeluh tentang penumpang yang terlalu banyak, sehingga suhu dalam bus kadang-kadang naik, kewaspadaan terhadap kehilangan barang, meningkat - membuat kenyamanan terganggu. Padahal ada peraturan tentang jumlah maksimal penumpang yang berada dalam bus. Kondektur busway sudah berusaha membatasi jumlah penumpang yang akan masuk - dengan menghalangi pintu bus, tapi kita masih tetap menerobos menabrak tangan sang kondektur.
Dalam perjalanan malam menuju halte terakhir, jumlah penumpang sudah tinggal beberapa. Sang kondektur masih berdiri. Melihat-lihat apakah ada penumpang yang masih butuh bantuannya. Tak lama dia berjalan perlahan duduk di salah satu bangku, meluruskan kakinya, sambil memijat-mijatnya. Hanya beberapa menit dia duduk. Dia harus berdiri lagi,karena sebentar lagi sampai di tujuan terakhir - halte PGC.Dia harus membawa penumpang lagi, dan rutinitasnya kembali.
Kondektur busway sering dinilai mempunyai sikap yang jelek terhadap penumpang. Tidak tahu siapa yang salah, mungkin kalau semua dapat tempat duduk, tidak akan ada yang saling menyalahkan.
No comments:
Post a Comment