Tokek atau Gecko dalam bahasa inggris adalah sejenis kadal berukuran kecil hingga sedang yang hidup di iklim tropis dan tersebar di seluruh dunia.
Tokek adalah nama umum untuk menyebut cecak besar. Ada beberapa jenis tokek, namun istilah tokek biasanya merujuk kepada jenis tokek rumah.
Tokek rumah adalah sejenis reptil yang masuk ke dalam golongan cecak besar, suku Gekkonidae. Tokek rumah memiliki nama ilmiah Gekko gecko (Linnaeus, 1758). Dalam bahasa lain hewan ini disebut sebagai téko atau tekék (bahasa Jawa), tokék (bahasa Sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (bahasa Inggris).
(http://id.wikipedia.org)
Nama "Tokek" diambil dari suara yang dikeluarkan oleh hewan tersebut. Banyak orang yang tidak pernah melihat hewan ini, karena mereka hanya mengeluarkan suara-suara yang kadang juga ditakuti orang, tanpa menampakkan diri.
Banyak mitos yang berkembang tentang hewan ini. Ada yang bilang empedu tokek dapat menyembuhkan virus HIV/Aids, bermanfaat untuk penyakit kulit, mendatangkan rejeki, dan masih banyak lagi. Diantara banyak mitos yang berkembang, ada fakta, tokek ternyata memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai obat anti tumor.
Sifat anti-tumor ini ditunjukkan melalui kemampuan menghambat tumor dengan cara memperkuat energi tubuh. Tim yang diketuai Prof Wang dari Universitas Henan, China, menunjukkan bahwa zat aktif tokek tidak hanya meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dari suatu organisme, tetapi juga menginduksi sel-sel tumor apoptosis (yang membunuh dirinya sendiri) serta menekan ekspresi protein VEGF dan bFGF, faktor pendukung berkembangnya kanker.
Kemoterapi—salah satu metode utama dalam pengobatan kanker yang kerap dilakukan para dokter saat ini—memiliki kelemahan karena tidak bisa selektif menyerang sel kanker sehingga memengaruhi zat antikanker itu sendiri, juga mengandung racun.
Pada 40 tahun terakhir ini, para ahli dari China telah mendapatkan dan menggunakan metode pengobatan kanker yang lebih efektif, yang diintegrasikan dengan TCM plus kemoterapi. Temuan-temuan tentang hal ini telah dipublikasikan setahun lalu pada 7 Juli 2008 di World Journal of Gastroenetrology (Jurnal Gastroenterologi).
(http://Kompas.com)
Dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment