Monday, 4 April 2011

Surrogate

Apa salahku kepada matahari pagi ini. Aku sudah mematuhinya, menjadi budaknya. Berjalan melewati batu-batu yang masih tumbuh pagi ini karena menerima tetes kehidupan embun.

Kaki kaki menunggu bis pagi-pagi. Apa salahku sehingga saat itu kulihat bayangan dirinya di tubuh orang lain. Ya tuhan, dia mirip denganmu untuk beberapa saat. Dia memiliki warna kulit seperti warna kulitmu. Coklat keemasan. Kutahu itu warna kulit kleopatra - ratu mesir yang disukai oleh julius cesar sang kaisar romawi. Warna kulitmu. Dan secepat pandanganku menghindar, pikiranku melesat berkilo-kilo meter ke tempat kau masih tidur mungkin. Aku melihatmu tidur di pikiranku. Saat kumencoba bermain pedang lagi - yang akan menyayatku sendiri - dengan melihatnya sekali lagi, dia juga memiliki kualitas alis seperti alismu. Berbeda bentuk, namun aku bisa merasakan alismu saat melihat alisnya. Dan matanya. Terkutuklah diriku, dia memiliki sorot mata seperti sorot matamu. Berbeda bentuk,namun aku bisa melihat dan mengingat saat kita pertama bertukar pandangan.

Dan di dalam bis ini, dia duduk agak jauh dariku. Namun, aku bisa melihatnya dari samping dengan gayanya yang mirip dengan gayamu. Salah apa aku pagi ini. Aku sangat merindukanmu, wanita dengan kecantikan batin dan ruhmu meruntuhkan ketegasanku. Tawa dan suaramu.

Dan sekarang, ketika semakin banyak orang dalam bis ini, dirinya tak lagi terlihat. Tapi bentukmu kembali terpahat di pikiranku.

No comments:

Post a Comment