Tuhanku fleksibel dan gaul. Dia mengerti. Tidak seperti orang tuaku. Walaupun Dia sudah ada sebelum manusia, cinta dan emosi ada, dengan segala kerumitan itu semua. Dia tau bahwa akhir-akhir ini, kehidupan sedang berat, begitu juga dengan ku. Lalu Dia mengajarkanku tentang kehidupan. Bahwa yang kita harapkan, tidak semuanya akan berjalan sesuai dengan keinginan kita. Kalau dengan ku, mayoritas semuanya berjalan tidak sesuai keinginanku. Tapi itu cara Dia untuk membuatku semakain kuat. Dia mengajarkan bagaimana menjadi bijak dan dewasa, dan kritis melihat pelajaran apa saja yang tersirat dibalik suatu hal yang akhirnya tidak sesuai dengan kemauan kita.
Seperti suatu hari saat SMA, dimana pada masa itu - ya kalian pasti mengalaminya, aku sangat ingin punya motor. Saat sudah selangkah lagi menuju kesana, tiba-tiba langkah itu hilang begitu saja, an aku marah dengan semua. Dengan ayahku, dan dengan orang dealer, dan setelah itu
Aku berusaha tidak akan meminta sesuatu kepada orang lain, kecuali tidak bisa kulakukan sendiri
Aku menjadi pengguna kendaraan umum yang setia. Sehingga aku menjadi kuat, disaat orang-orang semakin tidak kuat naik angkot (berdasarkan cerita salah satu teman), aku berjalan dengan gagah diatas trotoar menentang panas matahari yang mengusik ketenangan dan keteguhan
Dan aku jatuh cinta lagi dengan sepeda, dan sampai saat ini, si 'Denok' selalu menemani. Dan aku menjadi sehat.
Dan saat ini pelajarannya adalah
Sepertinya sangat sulit untuk mendapatkan yang satu ini, tapi aku sudah mendapat yang lain
Motivasi untuk selalu menulis. Tidak hanya menurut dan menunggu inspirasi, tapi inspirasi bisa kupanggil sendiri
Terima kasih..
No comments:
Post a Comment